D-ONENEWS.COM

4 Tahun Bergulir, Gerakan #BijakBerplastik Efektif Tingkatkan Sampah Daur Ulang

Jakarta (DOC) – Gerakan #BijakBerplastik yang digulirkan Danone-Aqua sejak 2018 memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan maupun perubahan gaya hidup masyarakat.

Danone-Aqua pun menggandeng Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB-UI) melakukan studi secara independen untuk menganalisa dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial terhadap gerakan ini.

Kajian atas Gerakan #BijakBerplastik dibedakan dalam tiga kategori, yaitu dampak lingkungan, ekonomi dan sosial, dan dijalankan melalui pendekatan survei dengan total 200 responden.

Rangkuman dari studi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dampak Lingkungan
● Jumlah sampah yang didaur ulang menjadi 17% lebih banyak, sehingga menurunkan jumlah sampah yang tetap berada di TPA sebesar 14% dan mengurangi volume sampah yang berakhir di ekosistem laut.
● Gerakan ini juga diestimasi berkontribusi menurunkan jumlah sampah yang dibakar dan dapat menghindari emisi hingga mencapai 36.369 ton CO2, setara dengan penghematan emisi dari perjalanan 5.288 kali mengelilingi bumi dengan mobil berbahan bakar bensin atau juga setara dengan penurunan jejak karbon di Jakarta Selatan sebesar 0,17%.
● Emisi yang diturunkan dari pemanfaatan rPET adalah sekitar 122.268,7 ton CO2e, setara dengan emisi yang dihasilkan ketika menempuh perjalanan pulang pergi Jakarta – New York sebanyak 26.872 kali.
● Apabila kemasan galon guna ulang tidak pernah ada, maka terdapat potensi kenaikan emisi karbon sebanyak 24.510 ton CO2e

2. Dampak Ekonomi
● Nilai ekonomi akumulatif mencapai Rp1,22 triliun selama periode 2018 hingga 2021. Dampak ini setara dengan biaya modal pembangunan sekitar 2.225 Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dan pemberian bantuan edukasi Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk 453.000 siswa SD di seluruh Indonesia.
● Secara akumulatif, pembentukan kesempatan kerja di Indonesia akan mengalami penurunan sekitar 40,1 ribu tenaga kerja selama periode 2018-2021 tanpa adanya Gerakan #BijakBerplastik. Dampak ini setara dengan 1,97% dari total tenaga kerja Indonesia di sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang
● Khusus untuk kemasan galon guna ulang, terdapat kontribusi sebesar Rp460 miliar terhadap PDB. Hal ini meliputi penciptaan lapangan kerja langsung (13.316) maupun tidak langsung (3.416).

3. Dampak Sosial
● Sembilan dari 10 partisipan #BijakBerplastik merasakan dampak ekonomi dari adanya berbagai program #BijakBerplastik.
● Responden partisipan #BijakBerplastik memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap bahaya sampah plastik, konsep 3R, pihak yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan sampah plastik, dan lebih banyak menerapkan perilaku gaya hidup berkelanjutan.
● Responden partisipan Gerakan #BijakBerplastik memiliki pemahaman lebih baik mengenai dampak dari pengurangan dan penanganan sampah plastik terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan dibandingkan dengan kelompok responden non-partisipan.
● Responden partisipan Gerakan #BijakBerplastik setuju ketersediaan kemasan galon guna ulang juga turut meningkatkan kesadaran konsumen terhadap konservasi terhadap lingkungan.

“Kami harap hasil kajian ini dapat menjadi motivasi bagi perusahaan dan organisasi lainnya untuk terus berkontribusi dan menjalankan program serupa,” ujar Bisuk Abraham Sisungkunon, Peneliti Ekonomi Lingkungan LPEM-UI, (14/10).

Sementara itu Dr. Ir. Nani Hendiarti, M.Sc., Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menjelaskan, dengan sinergi yang baik, pengelolaan sampah plastik yang komprehensif, ekosistem pengelolaan yang mumpuni, serta partisipasi aktif semua pihak, maka target yang dicanangkan pemerintah dapat tercapai. Pemerintah sendiri menargetkan adanya pengurangan jumlah sampah plastik yang masuk ke lautan sebesar 70% di tahun 2025.

“Tidak hanya itu, pengelolaan sampah plastik yang baik juga dapat memberikan nilai tambah dengan pendekatan Ekonomi Sirkular,” tukas Nani.

Ada tiga pilar gerakan #BijakBerplastik yakni pengumpulan, edukasi, dan inovasi. Pengumpulan adalah sinergi dengan pemerintah dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengumpulkan dan mendaur ulang sampah plastik dalam hal ini botol plastik kemasan air minum.

Edukasi adalah gerakan kolaborasi dengan institusi pendidikan, LSM, ritel dan penyedia layanan melalui platform digital untuk melakukan kampanye edukasi pengelolaan sampah yang akan mendorong peningkatan kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat.

Adapun inovasi adalah penggunaan bahan-bahan daur ulang hingga 25% dalam seluruh produk dan membuat 100% kemasan plastiknya dapat digunakan ulang, didaur ulang atau dijadikan kompos. (zis)

Loading...