D-ONENEWS.COM

5 Tahun Jalan Andalkan Tongkat, Lansia Ini Terbantu dengan Kursi Roda Bantuan Kemensos RI

Pilar sosial di minta asah kepekaan dan kesiagaan hadapi dinamika masyarakat yang kian meningkat

Bogor,(DOC) – Memasuki usia 63 tahun, kemampuan fisik Wardiyo semakin menurun. Gangguan kesehatan berupa pengapuran sendi sejak tahun 2017, telah membuat warga Kelurahan Pakuan, Kota Bogor ini sulit bergerak.

Selama ini, hanya sebatang tongkat atau pertolongan istri yang menjadi tempat ia bergantung bila harus bergerak. Tentu itu tidak terlalu memadai. Akses terhadap layanan pengobatan dan alat bantu, bukan persoalan sederhana.

Wardiyo mengaku sudah tidak bekerja, istrinya juga hanya sebagai ibu rumah tangga. Pemenuhan kebutuhannya sehari-hari hanya mengandalkan anaknya yang bekerja sebagai SPG di perusahaan swasta.

Namun ia bersyukur, pemerintah mengetahui kesulitannya dan datang memberikan bantuan berupa kursi roda. “Baru kali ini saya mendapatkan bantauan. Terima kasih kepada Kementerian Sosial sudah memberikan bantuan kursi roda untuk saya. Harapan saya, ke depam masih bisa mendapatkan bantuan lainnya. Karena kami hanya hidup dari anak,” kata Wardiyo di Kota Bogor (22/08).

Penyerahan bantuan bersamaan dengan Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI di Kota Bogor Jawa Barat. Hadir dalam kunjungan kerja ini Plt. Dirjen Linjamsos Robben Rico, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Diah Pitaloka, pejabat terkait di Kementerian Sosial, jajaran Pemkot Bogor, dan undangan lainnya.

Dalam kesempatan itu, secara sembolis, Diah Pitaloka menyerahkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) dan bufferstock logistik Penanggulangan Bencana untuk masyarakat Jawa Barat.

Jenis bantuan berupa 1.000 paket sembako dengan total keseluruhan Rp160.000.000 dan bufferstock logistik bencana dengan total Rp160.442.680.

Adapun bantuan ATENSI dari Sentra Inten Soeweno dalam bentuk alat bantu disabilitas berupa 5 unit kursi roda standar untuk 5 orang PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial) di Kota Bogor, dengan total senilai Rp14.310.000.

Dalam kesempatan tersebut, Diah Pitaloka dan jajajaran Kemensos juga menghaddiri bimbingan teknis SDM PKH peningkatan kapasitas Pilar-Pilar Sosial. Di hadapan SDM PKH, Diah Pitaloka menyatakan, pilar-pilar sosial merupakan ujung tombak dalam penanganan masalah sosial.

Diah Pitaloka mengingatkan Pidato Presiden Joko Widodo dalam sidang paripurna MPR/DPR, yang mengidentifikasi masih adanya krisis global. Ini mengindikasikan masih stragisnya peran Kemensos ke depan. Konsekwensinya, Pilar-pilar Sosial perlu terus mengasah kepekaan, kesiagaan, dan kekompakan, terutama di tengah gempuran krisis global.

“Dari pidato Presiden, Kementerian Sosial menjadi salah satu kementerian yang masih di andalkan dalam mengimbangi dinamika sosial masyarakat. Dan ini artinya Pilar Sosial yang hari ini kerjanya menjadi ujung tombak di lapangan bagi Kementerian Sosial, itu perannya menjadi sangat penting,” katanya.

Diah Pitaloka meminta Pilar-pilar Sosial merawat dan menghidupkan gotong royong di tengah masyarakat sebagai ciri khas Kementerian Sosial. Dengan hidup suburnya gotong royong, di yakini bisa meredam dampak krisis.

Ia mencontohkan salah satunya Program Rumah Usaha Sederhana, yang merupakan salah satu upaya pemberdayaan masyarakat pra sejahtera, yang di dalamnya juga terkandung unsur gotong royong di tengah masyarakat.

“Jalin kolaborasi dalam menerapkan gotong royong. Kawal terus program- program yang di luncurkan Kementerian Sosial,” katanya. Ia berjanji, Komisi VIII akan terus mendukung program Kemensos. “Dukungan di berikan melalui anggaran, pengawasan dan legislasi yang masih berada dalam ranah Komisi VIII DPR RI,” katanya.

Senada dengan Diah Pitaloka, Robben menyatakan, kolaborasi antar Pilar Sosial tidak boleh terkotak pada satker mana ia berasal. “Karena nantinya akan berpengaruh besar terhadap program-program yang sifatnya terpadu, yang perlu adanya kerja sama lintas satker,” katanya.

Dengan kolaborasi, beragam program di Kementerian Sosial bisa berjalan beriringan, dan tentunya akan menguntungkan bagi penerima manfaat. Bentuk kolaborasi antar Pilar Sosial bisa juga dalam bentuk saling bertukar informasi, sehingga ketika terjadi permasalahan sosial di masyarakat bisa segera di tangani.

“Tidak ada lagi pembedaan, semua sama (Pilar-pilar Sosial). Kita bekerja berdasarkan tupoksi masing-masing, misalkan pendamping PKH kalau misal tahu ada orang ODGJ, wajib menyampaikan informasi kepada TKSK,” kata Robben.

Kegiatan Bimbingan Teknis SDM PKH, Peningkatan Kapasitas Pilar – Pilar Sosial dan penyaluran bantuan sosial juga di gelar di Kabupaten Cianjur (22/08). Dalam kegiatan kali ini, Diah Pitaloka di dampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial Pepen Nazaruddin dan jajaran pejabat terkait di lingkungan Kemensos.

Kegiatan di ikuti 513 peserta yang terdiri dari Korwil 2 orang, Korkab 5 orang, APD 5 orang, Pendamping PKH 476 orang, Tagana 15 orang dan TKSK 10 orang.

Dalam acara tersebut Kemensos menyerahkan bantuan 1.000 paket sembako senilai Rp160.000.000 yang di serahkan secara simbolik kepada 5 KPM PKH, bantuan Atensi sejumlah 5 kursi roda senilai Rp. 14.151.000 untuk 5 KPM, dan bufferstock .

Bantuan lainnya adalah bantuan Logistik Penanggulangan Bencana terdiri dari Lumbung Sosial Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Sukanagara senilai Rp378.477.160.(hm/r7)

Loading...

baca juga