
Surabaya,(DOC) – Pernyataan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang kerap membandingkan penyelenggaraan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya dan Malang Raya, bahkan sebelumnya juga menyampaikan bahwa dalam peta persebaran Covid- 19, Surabaya masuk daerah “Merah Tua”, mendapat tanggapan serius Ir Armuji , anggota DPRD Jatim dari Fraksi PDI-P.
“Lagi-lagi gubernur menyakiti hati warga Surabaya. Sekarang mari kita fokus bekerja dan jangan hanya bicara yang justru membuat situasi sulit ini semakin keruh,”tegas dia, Rabu (3/6/2020) malam.
Armuji yang juga Bakal Calon Wakil Wali Kota (Bacawawali) Surabaya dari PDI-P ini mengatakan, bahwa di Surabaya sudah banyak kemajuan. Pada Selasa (2/6/2020) malam, jumlah kasus Covid-19 di Surabaya 2.748 kasus.
Angka pasien sembuh mencapai 60 orang, sehingga secara komulatif ada 300 orang yang sembuh. “Kalau bicara jumlah penduduk, Malang Raya yang jumlahnya 3,4 juta jiwa, hampir sama dengan Surabaya. Namun demikian, kepadatan penduduk berbeda. Mereka (Malang Raya) wilayahnya sangat luas, sementara kita di kampung – kampung berhimpitan. Jadi, tidak apple to apple membandingkannya,” tandas dia.
Lebih jauh, Cak Ji, panggilan Armuji, berharap agar gubernur lebih fokus bekerja untuk mengatasi penyebaran Covid-19, ketimbang mencari-cari kesalahan Kota Surabaya. Sebab, Kota Pahlawan ini merupakan bagian dari Jawa Timur. Bahkan, menjadi ibu kota Jawa Timur. “Kalau pakai logika, sebagai gubernur seharusnya dia malu karena kasus Covid-19 di Jatim cukup tinggi. Bahkan, nomor dua secara nasional,” pungkas Armuji.
Seperti diketahui, sebelumnya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa membandingkan penerapan penanggulangan wabah Covid- 19 di Surabaya dan Malang Raya.
Kasus Covid- 19 di Surabaya terus melonjak meski penerapan PSBB dan terus diperpanjang sampai jilid III. Khofifah mencontohkan keberhasilan PSBB Malang Raya yang tak bisa terlaksana di Surabaya Raya. Sehingga PSBB di Malang Raya tak perlu diperpanjang lagi.
Dia menilai PSBB di Malang Raya lebih efektif dibandingkan Surabaya Raya. “Kasus ini sebetulnya episentrumnya di Surabaya,” ungkap dia.
Menurut Khofifah, warna pada peta sebaran itu muncul dari angka yang terkonfirmasi Covid-19, sehingga semakin banyak angka positif Covid-19, maka warna di peta sebaran akan semakin tua. “Kalau misalnya Sidoarjo 513 sampai 1024, maka warnanya semakin tua. Kalau angka di atas itu, maka warnanya merah tua sekali, ” tutur dia.
Meski kasus Covid-19 di Surabaya tinggi, namun Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengapresiasi penanganan yang dilakukan Pemkot Surabaya. Menurut dia, peningkatan kasus positif Covid-19 Surabaya merupakan buah kerja keras Pemkot Surabaya dalam melakukan tracing dan pengambilan sampel di berbagai lingkungan masyarakat. “Tidak.mudah untuk mendapatkan informasi daerah yang kawasannya banyak yang positif. Ini langkah yang strategis dan sangat cerdas,” ungkap Doni.
Dia mengatakan, Pemkot Surabaya sudah melakukan langkah- langkah yang cukup baik. Pujian juga datang dari Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto. Dia mengapresiasi pola penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan Pemkot Surabaya dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Surabaya. (dhi)