Surabaya,(DOC) – Setelah ratusan biduan yang tergabung dalam Aliansi Pekerja Seni Indonesia (APSI) mendatangi kantor Wali Kota Surabaya, akhirnya para anggota APSI bisa manggung lagi.
Namun, job tak dapat diraih sepenuhnya karena izin untuk panggung dangdut masih di batasi, khususnya di wilayah Surabaya barat.
Salah seorang biduan Surabaya, Nuriska Pramyta mengaku bersyukur sudah kerja lagi, meskipun tidak seramai di masa normal.
“Sebagian sudah bisa manggung, job-joban, sebagian ada yang belum. Jadi belum lancar seperti dahulu, masih ada yang ragu memberikan izin,” ungkap Nuriska saat mengikuti acara pertemuan APSI Surabaya, digedung Cak Durasim, Sabtu (12/9/2020) malam minggu.
Kebanyakan yang tak memberi izin untuk mengadakan panggung pertunjukkan orkes, lanjut dia, yakni dari pihak pengurus kampung dan kepolisian.
Menurut Nuriska, setiap kali manggung, protokol kesehatan selalu diterapkan dengan memakai masker dan jaga jarak. Tapi tetap saja pihak-pihak tersebut, tak memberikan izin.
“Dari RT, RW, Kelurahan, Polsek. Malah kalau Polrestabes tahu semua, pasti boleh. Sudah tahu kerja Aliansi Pekerja Seni Indonesia (APSI) Surabaya. Yang nggak boleh tertentu sih,” jelasnya.
“Kalau di Surabaya Utara sudah banyak yang memberi izin, tapi tergantung dari kampungnya. Kalau Surabaya Barat belum bisa, dan kebanyakan dari perangkat RT, RW, Kelurahan, dan Polsek setempat,” tambahnya.
Sementara, biduan lainnya anggota APSI Surabaya, Reza Amorza menyatakan, untuk membahas job manggung lagi dimasa pandemi Covid-19 ini, APSI sengaja menggelar pertemuan (Kopdar) yang mendatangkan pengurus APSI pusat dan Dewan Kesenian Provinsi Jawa Timur.
Kopdar juga sebagai ajang silahturohmi para anggota APSI.
“Kopdar untuk mempererat, khususnya anggota APSI Surabaya wilayah Barat. Sebagian juga ada pengurus APSI pusat, yang datang ke Korwil Surabaya Barat,” pungkasnya.(r7)