D-ONENEWS.COM

Butuh Ruang Berekspresi, Hijabers Milenial Surabaya Dukung MA-Mujiaman

Surabaya,(DOC) – Anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas Hijabers Milenial  Surabaya membutuhkan wadah atau ruang berekspresi yang benar untuk menyalurkan kreativitasnya, sehingga bisa berperan aktif membangun Surabaya.

Untuk itu, mereka berharap agar paslon nomor urut 2, Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU) bisa menyediakan ruang berekspresi tersebut.

“Karena itu, kami (Hijabers Milenial dan UMKM Surabaya) mendukung penuh paslon nomor urut 2 untuk mewadahi kegiatan yang selama ini belum kami dapatkan,”ujar

Ayu Intan Mustika Ratna, Ketua Hijaber Milenial Surabaya di Hotel Mercure, Senin(9/11/2020).

Ayu Intan menegaskan bahwa anak muda di Surabaya yang tergabung  dalam komunitas itu siap memperjuangkan dan memenangkan pasangan MA-Mujiaman.

“Selama ini anak-anak muda kurang terwadahi. Tak ada tempat untuk menampung hasil karya unggulan hijabers dan UMKM  generasi Milenial yang semakin berkembang. Padahal kreativitas dan inovasi generasi milenial sangat luas dan di zaman digitalisasi  ini bisa membangun Kota Surabaya lebih maju,”tandas Ayu Intan.

Apalagi, lanjut dia, Mujiaman telah menjanjikan ruang-ruang fashion dan UMKM yang sangat membantu generasi milenial.

“Kami ingin mendapatkan pemimpin yang bisa mengayomi kita,” terang dia.

’’Kami yakin dan percaya, Pak MA dan Pak Mujiaman memiliki visi yang besar untuk memajukan Kota Surabaya,’’ imbuh Ayu Intan yang juga Sekretaris II DPD Partai Perindo Kota Surabaya ini.

Menanggapi keinginan Hijabers Milenial dan UMKM Surabaya, Mujiaman mengatakan, jika paslon nomor urut 2 terpilih pada Pilkada Surabaya 2020, pihaknya siap menyediakan ruang ekspresi untuk anak-anak muda menyalurkan karya-karyanya.

Mujiaman menyatakan,  sebenarnya sekarang ada ruang terbuka seperti THR. Tapi sudah mati. Juga ada  Gedung Balai Pemuda yang dulu dibangun buat ekspresi generasi milenial, tapi malah dikunci.

“Setelah ada ruang ekspresi kita harus kaitkan dengan program-programnya apa. Misalnya, ada pameran pembangunan, pameran elektronik, pemeran pariwisata. Program ini bisa kerja sama dengan pemerintah. Kalau pemerintah malas bikin program, ya milenialnya lesu,”ungkap dia.

Lebih jauh, Mujiaman menegaskan, yang membedakan orang maju dan orang Surabaya saat ini adalah bagaimana menggunakan asetnya. Mau apa saja kalau belum menghasilkan, itu bukan aset namanya.

“Jadi pemerintah tak perlu pelit. Karena itu MAJU pastikan akan membuat ruang publik untuk memfasilitasi karya para milenial, ” jelas dia. (dhi)

Loading...

baca juga