Surabaya, (DOC) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya memDperluas akses literasi masyarakat. Mereka menghadirkan inovasi dalam pengelolaan fasilitas perpustakaan. Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui penguatan budaya literasi.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya, Mia Santi Dewi, menyampaikan bahwa hingga saat ini, ada dua perpustakaan utama yang di kelola Pemkot. Selain itu, ada 530 Taman Baca Masyarakat (TBM) di berbagai wilayah Surabaya.
“Kami juga menyediakan 700 pojok baca dan layanan perpustakaan keliling. Semua di rancang untuk menjangkau lebih banyak masyarakat,” kata Mia pada Senin (16/9/2024).
Mia menjelaskan bahwa seluruh layanan perpustakaan dan TBM beroperasi sesuai jadwal yang sudah di tetapkan. Untuk memperingati Hari Kunjung Perpustakaan (HKP) Nasional, Dispusip menggelar kegiatan spesial seperti Adventure to Library dan Perpustakaan Dalam Imaginasi. Tujuan kegiatan ini adalah mengedukasi masyarakat tentang pentingnya literasi sambil menciptakan pengalaman menarik di perpustakaan.
Berdasarkan data terakhir, Mia menambahkan bahwa jumlah kunjungan ke perpustakaan terus meningkat setiap tahunnya. Namun, ada fluktuasi pengunjung, terutama pada bulan-bulan tertentu yang di pengaruhi libur panjang.
Secara lebih rinci, Mia memaparkan data kunjungan pemustaka sepanjang 2024. Pada Januari, tercatat 69.998 kunjungan, di ikuti 51.056 kunjungan pada Februari, 56.371 di Maret, dan 42.176 di April. Pada Mei, jumlah pengunjung mencapai 60.465, sementara pada Juni sebanyak 51.827. Angka ini kembali meningkat pada Juli dengan 58.381 kunjungan, dan puncaknya di Agustus dengan 63.207 kunjungan.
Mayoritas pengunjung perpustakaan berasal dari kalangan pelajar. Pengunjung tidak hanya datang untuk membaca atau meminjam buku, tetapi juga mengikuti berbagai program edukatif seperti wisata buku, pelatihan menulis, dan pelatihan mendongeng.
“Mereka sering memanfaatkan fasilitas yang tersedia, seperti TBM, perpustakaan keliling, serta pojok belajar seperti English Corner, Korean Corner, Dyslexia Corner, dan BI Corner. Mereka juga mengerjakan tugas sekolah atau berdiskusi,” tambahnya.
Koleksi yang Tarik Minat Masyarakat
Mia juga menegaskan bahwa Dispusip terus memperbarui koleksi buku untuk menarik minat masyarakat. Saat ini, perpustakaan di Surabaya memiliki 426.898 judul buku cetak dengan 499.476 eksemplar, serta 1.650 judul buku digital.
“Kami rutin menambah koleksi setiap tahun melalui anggaran pembelian buku dan sumbangan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat,” jelas Mia.
Beberapa buku yang paling di minati antara lain buku anak, teknologi, dan keterampilan. Semua mendukung program perpustakaan inklusi sosial.
Untuk memudahkan akses literasi, pihaknya juga menyediakan layanan perpustakaan digital. Layanan ini meliputi pembuatan kartu anggota online, katalog buku digital, hingga pelatihan menulis daring.
“Kami bahkan menyediakan layanan mendongeng yang bisa di akses melalui platform digital,” tambah Mia.
Selain itu, pihaknya aktif mengadakan kegiatan menarik minat masyarakat, seperti wisata buku dan penyebaran konten literasi di media sosial. Berbagai kompetisi literasi seperti Lomba Mendongeng untuk siswa SD/MI dan Kompetisi Gema Literasi rutin di selenggarakan untuk menumbuhkan minat di bidang literasi.
Salah satu program unggulan Dispusip adalah Kelas Gendis Sewu. Program ini di adakan setiap tahun untuk mencetak penulis dan pendongeng muda dari kalangan pelajar.
“Karya dari peserta Kelas Gendis Sewu juga di publikasikan melalui media sosial Dispusip agar bisa di nikmati masyarakat luas,” tutup Mia. (r6)