Di Depan Publik, Ahmad Hidayat Buka-bukaan soal Armuji

Bongkar Dapur PDIP Surabaya, Ahmad Hidayat Sentil Armuji Soal Bu Risma

Surabaya,(DOC) – Mantan Wakil Sekretaris DPC PDIP Surabaya, Ahmad Hidayat, mengungkap dugaan skenario sistematis untuk menyingkirkannya dari kepengurusan partai. Hal ini ia sampaikan pada konferensi pers yang digelar di Kompleks Museum Pendidikan, Surabaya, Senin (21/7). Ia menyebut Wakil Wali Kota Surabaya Armuji sebagai tokoh sentral di balik manuver yang di sebutnya tidak demokratis dan mencederai nilai-nilai partai.

Bacaan Lainnya

Ahmad menuturkan, usulan pemecatan terhadap dirinya sebagai kader PDI Perjuangan di lakukan tanpa melalui mekanisme organisasi resmi.

“Suratnya tidak dibahas dalam rapat, tidak dibuat oleh sekretariat, tapi langsung diajukan oleh Plt Ketua DPC. Itu bukan prosedur partai,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ahmad menuding Armuji mengatur alur kepemimpinan partai secara sepihak menjelang Konfercab. Ia menyebut nama-nama seperti Baktiono, Tridjono Adiono, dan Budi Leksono sebagai pihak yang sempat di tawari posisi strategis, tetapi justru memberi informasi balik kepadanya soal manuver tersebut.

Selain membongkar dugaan rekayasa politik, Ahmad juga menyebut penyalahgunaan anggaran oleh Armuji. Penyalahgunaan ini termasuk dugaan penggunaan dana operasional wakil wali kota untuk membangun vila pribadi di Batu. Ia mengklaim memiliki bukti dokumentasi pembelian material dan penggunaan fasilitas pemerintah dalam proyek tersebut.

“Saya tidak minta jabatan, tidak minta uang. Saya hanya ingin menyampaikan semuanya secara utuh. Kalau Bu Mega bisa mendengar ini, saya hanya minta satu: keadilan,” tegas Ahmad.

Kritisi Armuji yang Sebut Nama Risma

Dalam konferensi pers yang sama, Ahmad juga menyinggung sikap Armuji terhadap sejumlah tokoh partai. Ia mengaku pernah mendengar langsung Armuji menyebut Wali Kota Surabaya sebelumnya, Tri Rismaharini, dengan istilah “Mak Dower”. Selain itu, Armuji juga dituding menyebut Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dengan “Mbok Pikun” saat membahas arah kebijakan partai yang tidak di sukai.

“Saya berkali-kali menegur. Itu bukan sikap seorang kader. Kita ini di besarkan oleh Ibu Ketua Umum. Kita hidup dalam naungan partai ini karena kepemimpinan beliau,” ujar Ahmad.

Baca Juga:  Membangun Surabaya Tak Bisa One Man Show, Eri Cahyadi Daftar Pilkada di PSI

Ahmad juga menyayangkan perilaku sebagian elit PDIP Surabaya yang menurutnya tidak konsisten dengan ajaran Bung Karno maupun garis perjuangan partai. Ia mengaku tetap setia dan tidak akan pernah menyeret PDIP dalam konflik pribadinya dengan Armuji.

“Kalau memang saya salah, saya siap salah. Tapi jangan gunakan partai untuk menekan kader yang berbeda sikap. Saya hanya ingin bicara jujur,” ucapnya.

Ahmad berharap bisa menyampaikan semua ini langsung kepada Megawati Soekarnoputri dan menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Ketua Umum. “Saya ingin beliau bisa menjadi Ratu Adil, bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk semua kader di akar rumput,” tutupnya. (r6)

Pos terkait