
Ia juga menegaskan bahwa program tersebut di gelar secara seremoni dan menjadi penting agar terdengar oleh masyarakat bahwa tak sekadar bagi-bagi bendera. Lalu di simpan dan di kibarkan begitu saja. “Tapi yang lebih dari itu adalah arti atau maknanya. Itu yang terpenting,” ucapnya.
Setelah dari Grahadi, Mendagri bersama Gubernur Jatim bergerak menuju Tugu Pahlawan. Di Tugu Pahlawan itu, Wali Kota Eri sudah menyambutnya bersama anak-anak Surabaya yang ikut membawa Bendera Merah Putih. Selanjutnya, rombongan Mendagri, Gubernur Jatim, Wali Kota Eri dan juga Forkopimda Jatim bergerak menuju rumah kelahiran Bung Karno di Jalan Pandean Gang IV No. 40 Surabaya.
Tiba di rumah kelahiran Bung Karno, Mendagri bersama Gubernur dan Wali Kota Eri memasuki rumah sederhana itu. Ia terlihat sangat takjub melihat rumah tersebut. Bahkan, ia pun mengapresiasi Wali Kota Eri Cahyadi dan jajaran Pemkot Surabaya yang tengah merevitalisasi rumah tersebut menjadi museum.
“Saya tadi di beri tahu oleh Bapak Wali Kota bahwa rumah ini akan di renovasi karena ini merupakan bagian dari tempat bersejarah. Saya mengapresiasi itu luar biasa. Kita generasi muda tidak boleh lupa dengan sejarah, karena dengan sejarah itu bisa mengetahui akar kita dan bisa membuat visi bagaimana ke depannya,” tegasnya.
“Lokasi rumahnya tetap. Justru, kami tambah dengan menaruh museum di sini. Kami jadikan wisata sejarah baru di Surabaya,” katanya.
Ia juga menjelaskan tentang pembagian bendera merah putih untuk menumbuhkan rasa nasionalisme di Kota Surabaya. Menurutnya, sesuai arahan Gubernur Jatim, bupati dan wali kota se Jawa Timur terus bergerak membagikan bendera merah putih. “Insyallah 1 juta bendera akan kami bagikan di seluruh Jatim melalui bupati dan wali kota,” ujarnya.