D-ONENEWS.COM

Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel Harus Menjadi Jujugan Wisatawan Asing

Surabaya,(DOC) – Untuk menarik minta para wisatawan manca negara agar lebih banyak lagi berkunjung ke kawasan wisata religi Sunan Ampel, dibutuhkan berbagai inovasi yang harus dilakukan oleh UPTD Ampel.

Dalam rapat dengar pendapat (hearing) soal penataan kawasan wisata religi Sunan Ampel di Komisi C DPRD Surabaya, terungkap bahwa kinerja UPTD Ampel tidak mendukung kawasan tersebut menjadi menarik.

Hearing yang dihadiri oleh perwakilan tokoh masyarakat Ampel, UPTD Ampel,  Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Sunan Ampel, dan Bappeko Surabaya, mengupas soal infrastruktur dan penataan kawasan Ampel agar menjadi jujugan wisatawan manca negara dan tidak terkesan monoton.

Anggota Komisi C, M Machmud, mengatakan perlu upaya menata kawasan Ampel agar menjadi jujugan wisatawan tidak saja dari dalam negeri, namun juga  luar negeri.  Sayangnya, penataan ini tidak ada sehingga menjadikan stagnan dan wisatawan lebih memilih ke tempat lain yang lebih bagus.

“Ironisnya, kondisinya dibiarkan bertahun-tahun. UPTD selaku pemangku kawasan tersebut hanya bertindak sebagai penjaga  toilet dan tidak ada inovasi baru untuk menjadikan kawasan di sana lebih menarik,” ungkap Mahmud, Senin(3/12/2018).

Ia mencontohkan pintu gerbang yang sempit untuk menuju ke makam Sunan Ampel. Selain itu penataan sentra UKM yang satu kompleks dengan parkir bus, ternyata dalam perkembangannya banyak yang kosong. Ini karena pembangunnya tidak menjiwai  dan hanya sebatas agar anggaran pembangunan terserap. Akibatnya, sentra UKM itu seperti gedung sekolah.

Hal senada juga diungkapkan Vinsensius Awey, anggota komisi C lainnya. Ia menambahkan pengunjung yang berziarah ke sana tentu tidak hanya sebatas berziarah, namun ingin mendapatkan kesan lebih. Seperti dirinya  yang non muslim ketika ke sana tentu ingin mengetahui kesejarahan Sunan Ampel.

“Seharusnya di sana ada museum, atau tempat lainnya sehingga wisatawan mengetahui kesejarahan Sunan Ampel bersama kawasan di sana. Jika tidak, tentu tidak berbeda dengan tempat lainnya,” jelasnya.

Ketua Komisi C, Saifuddin Zuhri menegaskan, tujuan hearing ini untuk mendapatkan masukan bagaimana baiknya menata kawasan Ampel. Sebab, tidak hanya sebatas pembangunan fisik, namun juga karakter dan roh  sebagai kawasan religi.

“Jadi kami meminta agar UPTD ini bisa bergerak cepat dengan berbagai inovasi yang mampu menjadi kawasan Ampel semakin berkembang tanpa kehilangan rohnya sebagai kawasan religi,” kata dia.

Kepala UPTD Ampel, Saidah, mengatakan selama ini pihaknya dalam penganggaran sebatas pada pemeliharaan saja. “Untuk anggaran yang lain belum ada,” cetusnya.

Sementara itu Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Sunan Ampel dihadapan  dewan, memaparkan kesejarahan dan rencana yang akan dilakukan di kawasan tersebut.  Kifwi Nawawi, selaku direktur Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Sunan Ampel, mengatakan artepak peninggalan Sunan Ampel sangat sedikit. Yang  ada  sekarang ini berupa makam dan masjid.

“Untuk pengembangan berupa infrasruktur telekomunikasi dan informasi komunikasi, digital library, dan sarana pendukung lainnya,” cetus dia.

Sedangkan tokoh warga masyarakat Ampel, Wahyudin Husain, mengatakan problema kawasan Ampel sejak dulu seperti kumuh, akses jalan yang sepi dan tertutup.  Kalau dibenahi tentu akan berdampak luar biasa terutama aspek ekonomi, budaya dan pariwisata.

“Bisa kelas dunia, jika penataan Ampel diseriusi. Di Negara lain seperti kawasan Arab di Singapura, Malaka street di Malaysia tertata dengan bagus. Sayangnya Ampel yang sudah ada tidak ditata dengan baik,” ungkap dia.(robby/r7)

Loading...

baca juga