D-ONENEWS.COM

Mensos Bagikan 4 Trik ke KPM Toko Kelontong, Cara Bersaing dengan Retail Modern

Jakarta,(DOC) – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini akan melakukan siaran di Program pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) TV setiap akhir pekan.

Siaran Mensos Risma bersama jajarannya akan memberikan motivasi untuk membangkitkan semangat para keluaraga penerima manfaat (KPM) untuk berwirausaha dan pemberdayaan.

Pada tayangan PENA TV melalui saluran YouTube, Facebook dan Zoom Meeting PENA, Sabtu(29/4/2023) siang, Mensos, secara khusus, menyoroti sektor perdagangan sembako yang di dominasi oleh pertokoan retail modern.

Hal ini, kata Mensos, merupakan penyebab toko kelontong/sembako swakelola milik KPM sulit bersaing.

“Kali ini, memang saya yang minta untuk bicara khusus soal perdagangan toko kelontong. Secara teori. Seharusnya, kita (usaha toko kelontong KPM) lebih bisa bersaing dengan pertokoan retail modern,” ujar Mensos kepada para KPM yang terhubung secara virtual dalam siaran PENA TV.

Mensos menganggap toko kelontong sederhana milik KPM dapat lebih unggul dari segi efisiensi dan keterjangkauan masyarakat, ketimbang pertokoan retail modern.

“Dalam pelayanannya, toko swakelola (milik KPM) tidak memerlukan penjaga toko sehingga pembeli bisa berinteraksi dan terlayani langsung oleh penjual. Kemudian, toko KPM juga pasti berada di area perkampungan, jadi lebih mudah di jangkau tetangga sekitar. Terutama di jam-jam tertentu,” ujar Mensos.

Namun sayangnya, potensi toko swakelola ini, tidak tergali dengan baik sehingga kalah bersaing. Untuk itu, Mensos meminta KPM penerima bantuan program PENA dengan usaha toko kelontong, memperhatikan empat hal agar kompetitif.

“Pertama, layani pembeli dengan ramah. Jangan melayani pembeli dengan wajah bersungut-sungut. Sekalipun ia berbelanja pagi-pagi sekali atau bahkan larut malam. Padahal bisa jadi, dia pembuka pintu rejeki bagi kita,” jelasnya.

Ketika penjual bersikap ramah, sambung Mensos, maka penjual meninggalkan kesan baik pada pembeli yang akan membawanya datang berbelanja kembali.

Di toko retail modern, pelanggan di berikan layanan terbaik. Pembeli di sapa, di beri senyuman, dan di layani dengan baik. Sebab prinsip mereka, pembeli adalah raja.

“Kedua, berpenampilan menarik, sekalipun hanya untuk melayani pembeli. Karena pada umumnya, toko itu nempel sama rumah, seringkali kita berpakaian sekenanya. Ini nggak jarang bikin pembeli enggan datang lagi. Jadi mulailah berpakaian yang rapi,” kata Mensos.

Mantan Wali Kota Surabaya dua periode ini menambahkan, penampilan rapi, secara tidak langsung, akan menjadi daya tarik pembeli. Tentunya berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang datang berbelanja.

“Ketiga, manajemen penataan ruang dan barang. Seringkali, kita menyusun barang secara acak. Asal aja semau kita sehingga saat pembeli datang mencari sesuatu, kita juga kebingungan. Mencari-cari di mana meletakkannya,” ujarnya.

Mensos lantas menekankan kepada KPM untuk rajin menjaga kebersihan dan kerapihan toko. Termasuk penyusunan barang, agar terlihat rapi, bersih dan terang.

“Kalo tempat itu bagus, tertata rapi, pembeli juga nyaman belanja di tempat kita. Jadi, sempatkan menata barang dan rajin-rajin membersihkan ketika ada ruang atau barang yang kotor di toko kita,” kata Mensos menegaskan.

Terakhir, yaitu masalah pembukuan atau pencatatan keuangan. “Ini penting untuk mengetahui dengan detil pemasukan dan pengeluaran setiap harinya. Ini juga penting untuk menjaga bapak/ibu sekalian agar tidak berperilaku konsumtif,” tandas Mensos Risma.

Ia membeberakan, biasanya ketika pemasukan sudah lebih besar, keuntungan itu langsung di belanjakan untuk hal-hal yang tidak perlu. Karena itu, Mensos mewanti-wanti para KPM untuk melestarikan budaya menabung.

“Simpan. Tabung keuntungan itu untuk keperluan anak di masa mendatang atau keperluan mendesak/tak terduga lainnya. Jadi, setidaknya, kita punya simpanan, tabungan dari hasil berdagang,” pesan Mensos.

Dalam program siaran PENA TV tersebut, turut bergabung Retailer Coach dari Sampoerna Retail Community (SRC), Muhammad Yusron yang membimbing para pelaku toko kelontong.

Di kesempatan itu, Yusron menyampaikan strategi mensiasati persaingan dagang dengan toko retail modern. Program siaran itu di kemas dalam tema “Toko Kelontong Bersaing dan Berkembang”.

Strategi yang di bagikan, mulai dari tips dan trik membuat pelanggan betah berbelanja di toko. Hingga pemanfaatan teknologi digital (pemesanan dan pembayaran barang melalui aplikasi).

Menurut dia, strategi ini memperkuat kiat-kiat yang di bagikan Mensos Risma sebelumnya.

SRC, yang senantiasa membantu Kemensos dalam pengembangan usaha KPM PENA ini, mendorong pelaku usaha agar memiliki keterbukaan dalam menerima perubahan. Supaya usaha dapat bersaing, berkembang dan berdampak pada pendapatan. Bahkan usahanya dapat di wariskan kepada anak/keturunan.(hm/r7)

Loading...

baca juga