Surabaya,(DOC) – Melonjaknya harga BBM Solar, membuat para nelayan di pesisir pantai Nambangan Kenjeran Surabaya mengeluh. Sebagian besar para nelayan tersebut memilih tak melaut, akibat tak mampu membeli solar.
Kurang lebih terdapat 900 nelayan yang menggantungkan nasibnya dengan mencari ikan dilaut. Menurut Mas’ud, kelompok nelayan Nambangan Kenjeran Surabaya, harga BBM Solar yang harus di beli, yaitu Rp. 8 ribu perliter. Sejumlah nelayan terpaksa membelinya, agar bisa mencari nafkah dilaut. “Harganya seperti normal tanpa subsidi dari pemerintah,” ungkap Mas’ud.
Ia berharap perhatian dari pemerintah atas tingginya harga BBM Solar untuk para nelayan. Apalagi disaat masa pandemic Covid-19 yang lalu, banyak para nelayan yang sudah tidak pergi kelaut.
“Perhatian dari Pertamina khususnya untuk memperhatikan subsidi BBM Solar untuk nelayan,” tandasnya.
Merespon keluhan para nelayan Nambangan, Sekretaris Fraksi PDI-Perjuangan DPRD Surabaya, Abdul Ghoni Muklas Na’im, mendesak Pemkot Surabaya dan Pertamina untuk memperhatikan nasib para nelayan.
“Saya minta Pemkot dan Pertamina bisa memfasilitasi, sekaligus mengakomodir keluhan para nelayan. Karena ini matapencaharian utama,” kata Ghoni saat melakukan kunjungan di pantai Nambangan.
Ghoni juga mengaku kaget, atas keluhan para nelayan yang selama ini membeli Solar dengan harga tinggi. “Harga itu non subsidi. Ini perlu dievaluasi,” tandasnya.(fadiv/r7)