D-ONENEWS.COM

Pemkab Bersama Kemendikbud RI Gelar Sarasehan dan Pameran GP3M

Probolinggo,(DOC) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Pendidikan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI menggelar sarasehan dan pameran produk ekonomi kreatif Gerakan Pendidikan Pemberdayaan Perempuan Mandiri (GP3M) di Gedung Islamic Center (GIC) Kota Kraksaan, Selasa (16/10/2018).

Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE, Kasi Pendidikan Keberlanjutan Direktorat Jenderal Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Dirjen PAUD dan Dikmas Kemendikbud RI Subi Sudarto, Ketua TP PKK Kabupaten Probolinggo Hj Nunung Timbul Prihanjoko, Ketua Umum MUI Kabupaten Probolinggo KH Munir Kholili, Ketua GOPTKI Kabupaten Probolinggo Hj Sudjilawati Soeparwiyono, OPD terkait serta para Camat dan Ketua TP PKK Kecamatan, SKB dan PKBM se-Kabupaten Probolinggo.

Kegiatan ini diawali dengan peninjauan stand oleh Bupati Tantri didampingi oleh beberapa OPD terkait dan Camat. Peninjauan ini diawali di stand SKB Kraksaan, PKBM Mandiri Leces, PKBM Prima Bhakti Dringu, PKBM Nurul Barokah Gading, Pendidikan Kecakapan Hidup Perempuan (PKH-P) Desa Jatiurip Kecamatan Krejengan, Himpaudi dan IGTKI, HIPKI dan F-PKBM Kabupaten Probolinggo.

Bupati Probolinggo Hj P. Tantriana Sari, SE mengatakan kegiatan ini diharapkan dapat menurunkan angka putus sekolah, meningkatnya pendapatan keluarga, terbukanya komunikasi masyarakat, munculnya kelompok-kelompok usaha mikro (home industri) yang dapat mendukung ekonomi kreatif, terbentuknya pra-koperasi sebagai upaya penanganan hasil-hasil produksi kelompok usaha mikro dan adanya peningkatan pengetahuan ketrampilan bagi perempuan di Kabupaten Probolinggo.

“Mudah-mudahan dengan adanya program PKH-P, pendidikan vokasi perempuan marginal yang dikemas dalam kegiatan desa vokasi dan GP3M diharapkan bisa menjadikan perempuan-perempuan mandiri dan agar usaha mikro terus dikembangkan baik dari sisi produk maupun pasar,” katanya.

Menurut Bupati Tantri, pada tahun 2008-2012 angka buta aksara jumlahnya sangat tinggi sehingga diberi rapot merah oleh Kemendikbud RI. Sedihnya lagi mayoritas dari total buta aksara adalah kaum perempaun. “Saya harus memperjuangkan nasib para kaum perempuan di Kabupaten Probolinggo. Membangun perempuan itu saya berkeyakinan menjadikan perempuan lebih cerdas tidak hanya pintar, mandiri, maju dan terampil. Insya Allah kita bisa membentuk satu generasi yang berkualitas ke depan. Ini dasar saya sehingga program yang saya instruksikan kepada seluruh OPD harus berbasis pemberdayaan perempuan agar lebih maju dan cerdas,” jelasnya.

Bupati Tantri menyambut baik kegiatan GP3M karena ini merupakan ikhtiar selama 5 (lima) tahun. Sehingga kaum perempuan didorong tidak berpangku tangan terhadap kemajuan perempuan di Kabupaten Probolinggo. “Ini adalah sebagian kecil dari perkembangan pembangunan di Kabupaten Probolinggo terkait perempuan. Karena di luar sana banyak kelompok usaha mikro yang mayoritas kaum perempuan,” tegasnya.

Oleh karena itu Bupati Tantri meminta dukungan dari Kemendikbud RI dalam program pemberdayaan perempuan. Karena membangun perempuan sama dengan membangun dan menyelamatkan satu generasi seumur hidup anak-anaknya. “Mari saling bersinergi dan koordinasi. Bila ini dikolaborasikan maka akan membuka lapangan pekerjaan. Ke depan saya akan menghadirkan e-comers atau toko online. Kita akan mempromosikan ke masing-masing UKM sehingga mampu mengakses produk-produk UKM di Kabupaten Probolinggo,” pungkasnya.

Sementara Subi Sudarto dari Kemendikbud RI menyampaikan Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu daerah dari 517 kabupaten/kota di Indonesia yang memperoleh program GP3M dari Kemendikbud RI. Alasannya karena dipimpin oleh Bupati perempuan dan memiliki komitmen terhadap pembangunan gender.

“Luar biasa, tidak salah Kemendikbud RI memilih Kabupaten Probolinggo sebagai penerima program GP3M. Indikator rata-rata lama sekolah yang dulu sangat jauh dari harapan sekarang sudah 12 tahun. Ini keberhasilan yang luar biasa. Kantong-kantong penyumbang buta aksara sekarang sudah melek aksara. Harapan saya melalui program GP3M ini perempaun harus maju dan mandiri,” katanya.

Sedangkan Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Dewi Korina mengungkapkan sarasehan dan pameran GP3M ini merupakan bagian dari pendidikan berkelanjutan. Kegiatan dari pendidikan berkelanjutan ini ada 3 (tiga) meliputi GP3M, desa vokasi dan Pendidikan Kecakapan Hidup Perempuan (PKH-P). “Program Desa Vokasi berada di Desa Randujalak Kecamatan Besuk dengan peserta 100 orang dengan ketrampilan olahan kue satru dan sagon, binaan SKB Kraksaan,” jelasnya.

Kemudian program PKH-P dengan sasaran 100 orang dengan lokasi Desa Jatiurip Kecamatan Krejengan dengan peserta 20 orang dengan jenis vokasi aneka olahan daun kelor binaan TP PKK Kabupaten Probolinggo dan Desa Gunung Geni Kecamatan Banyuanyar dengan peserta 20 orang dengan vokasi ketrampilan tangan dari bambu binaan SKB Kraksaan

Selanjutnya, Desa Dringu Kecamatan Dringu dengan peserta 20 orang dengan vokasi olahan hasil laut binaan PKBM Prima Bhakti Dringu, Desa Sumberkedawung Kecamatan Leces dengan peserta 20 orang dengan vokasi ketrampilan hantaran binaan PKBM Mandiri Leces dan Desa Wangkal Kecamatan Gading dengan peserta 20 orang dengan vokasi batik cap binaan PKBM Nurul Barokah Gading.

Kegiatan GP3M ini juga bekerja sama dengan OPD seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dengan rumah kemasan Dinas Kesehatan (Dinkes) dengan pembinaan higenis dan lainnya.

“Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo juga mengembangkan produk ekonomi kreatif melalui program PKK (Pendidikan Kecakapan Kerja) dan Program PKW (Pendidikan Kecakapan Wirausaha) dan produk yang dihasilkan sudah dipamerkan di stand F-PKBM (Forum Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Kabupaten Probolinggo dan HIPKI Kabupaten Probolinggo,” pungkasnya.(mam/r7)

Loading...