D-ONENEWS.COM

Pemprov Jatim Bangun Rumah Korban Gempa di Sumenep

Surabaya, (DOC) – Pemprov Jatim bekerjasama dengan Pemkab Sumenep akan menanggung biaya pembangunan rumah korban gempa Sapudi Sumenep. Dimana Rumah warga akan diperbaiki mulai Jumat (12/10).

“Rumah yang rusak berat ada 26 langsung dikerjakan,” kata kepala BPBD Jatim, Suban Wahyudiono ketika ditemui usai hearing dengan komisi B DPRD Jatim, Kamis (11/10).

Dikatakannya, rumah warga yang rusak sebagaian besar ada di kecamatan Gayam pulau Sapudi. Sisanya adalah di kecamatan Kalianget. “Kalau luka-luka keruntuhan tembok. Tetapi tidak terjadi. Mungkin letaknya sejajar dengan Sapudi,”ujar Suban yang juga menjadi PLT Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jatim.

Terkait dengan gempa berkekuatan 6,43 SR di timur laut Situbondo, Kamis (11/10) dini hari, ternyata juga ‘menggoyang’ 22 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Namun BPBD juga memastikan daerah yang merasakan dampak terparah adalah di Kabupaten Sumenep.

Ke-22 kabupaten/kota di Jatim yang merasakan getaran gempa tersebut di antaranya Banyuwangi, Situbondo, Jember, Bondowoso, Kota Probolinggo, Kabupaten Probolinggo, Kota Pasuruan, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kota Surabaya, Pamekasan, Bangkalan, Sampang, Sumenep, Kabupaten Jombang serta Kota dan Kabupaten Mojokerto. “Namun, hanya goyangan saja. Kerusakan paling parah di Pulau Sapudi Kabupaten Sumenep, dan kerusakan itu mengakibatkan 3 orang meninggal dan sembilan orang luka-luka,” paparnya.

Selain itu pihaknya menyampaikan, Dari 417 desa berstatus rawan bencana, Jatim baru memasang di sekitar 73 titik alat yang digunakan untuk peringatan dini bencana tersebut. “Dari 73 tersebut, juga ada yang tidak berfungsi. Misalnya, ada yang dicabut baterainya dan beberapa gangguan lain. Saat ini, sedang kami lakukan pendataan,” katanya.

Suban menyebutkan bawa alat peringatan dini yang dimiliki oleh Provinsi Jawa Timur tersebut tersebar di beberapa kabupaten maupun kota di Jawa Timur. Hal ini disesuaikan dengan potensi bencana di masing-masing wilayah. “Sebetulnya, di Jawa Timur ada 12 ancaman potensi bencana. Misalnya, di utara (Jatim) ada banjir, di selatan ada langsor dan tsunami. Kita sesuaikan alatnya,” lanjut Suban.

Suban menjelaskan bahwa Gubernur Jawa Timur, Soekarwo telah menginstruksikan kepada pihaknya untuk meningkatkan upaya early warning sistem itu. Selain dengan melakukan investarisir dan memperbanyak unit, juga dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat. Yakni, dengan mengubah desa berpredikat rawan bencana menjadi desa tangguh bencana. “Pak Gubernur telah menginstruksikan untuk memetakan desa yang rawan bencana. Jadi, 417 desa rawan bencana. Itu yang nantinya akan dijadikan Desa Tangguh Bencana,” tegas Suban. (jn/pca/p)

Loading...