D-ONENEWS.COM

Pengedar Pestisida Palsu Diringkus, Kementan Ingatkan Petani Ramah Lingkungan

Jakarta, (DOC) – Belum lama ini, polisi berhasil meringkus pengedar pestisida palsu yang beroperasi di Kabupaten Brebes. Satuan Reskrim Polres Brebes mengamankan pelaku berinisial SN (48), warga Desa Kejagan Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto dan SY (48) warga Desa Pesaren Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang yang tertangkap tangan serta 1.031 botol kemasan obat palsu berbagai merek, Selasa (27/3).

Pelaku disinyalir telah lama berprofesi sebagai pengedar pestisida palsu yang meresahkan petani bawang merah di Brebes. Modus operandi para pelaku yaitu dengan menjual obat palsu tersebut di Brebes lebih murah, dengan selisih harga 20 sampai 30 persen dari produk aslinya.

Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari,h
mengaku lega dan puas atas kinerja Kepolisian yang bergerak cepat menangkap pelaku. “Mereka ini sudah sangat meresahkan dan merugikan petani,” tandasnya.

Menurutnya, petani bawang merah siang malam berjuang mengamankan tanamannya dari serangan hama dan penyakit. Petani bahkan terpaksa membeli pestisida berapapun harganya demi menyelamatkan tanamannya.

“Perbuatan pemalsuan pestisida tak hanya merugikan petani namun berpotensi merusak alam karena tidak jelas apa isinya,” ujar Juwari.

Karena itu, Juwari yang memewakili para petani bawang merah meminta agar aparat kepolisian bertidak tegas pada pelaku pengoplos pupuk dan pestisida serta pemalsuan produk agar ada efek jera dan tidak main-main lagi dengan petani.

“Usut tuntas, kasih sanksi yang berat biar kapok” tegasnya.

Dia menambahkan, penggunaan pestisida di kabupaten Brebes cenderung meningkat sehingga berpotensi dimanfaatkan para pelaku dengan mengedarkan pestisida palsu berbagai merk. Padahal produk-produk ini tidak memiliki khasiat apa-apa. Persaingan antar produsen atau distributor pestisida juga semakin sengit.

“Untuk itu saya mengingatkan agar petani tidak tergiur harga murah, cek benar apakah merek tersebut terdaftar di Kementerian Pertanian, kenali distributornya,” ujarnya.

“Kalau mau pakai pestisida kimia, harus benar-benar teliti dan hati-hati sebelum membeli. Tanyakan ke petugas penyuluh, dinas atau setidaknya ke ketua kelompoknya,” imbuhnya.

Terpisah, Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi, turut mengapresiasi kinerja Aparat Penegak Hukum mengusut tuntas para pelaku beserta jaringannya yang jelas telah menipu dan merugikan petani ini.

“Selama ini mereka menyangka tidak bakal ditangkap, aman-aman saja. Alhamdulillah bisa ditangkap,” ungkapnya.

Suwandi menegaskan pihaknya tak henti-hentinya mengajak petani untuk mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimia. Caranya dengan menerapkan prinsip pengendalian hama terpadu ramah lingkungan.

“Ini pembelajaran untuk kita semua, ayo mulai sekarang petani bersama petugas saling bahu membahu menerapkan budidaya yang lebih ramah lingkungan,” tandasnya.

“Bisa gunakan pestisida nabati, toh bisa dibuat sendiri kok. Bahan bakunya melimpah, ada di sekitar kita. Selain ramah lingkungan juga lebih hemat biayanya,” urainya.

Suwandi menjelaskan penggunaan bahan organik dan pestisida nabati akan berdampak positif untuk perbaikan kualitas lahan, mengefisienkan biaya produksi dan memperbaiki mutu produk bawang merah. Pihaknya pun telah melarang uang APBN digunakan untuk membeli pestisida kimia.

“Silakan kalau untuk membeli pengendali ramah lingkungan dan pupuk hayati, agar petani tidak tergantung dengan pestisida kimia” tutupnya. (Pbr)

Loading...

baca juga