D-ONENEWS.COM

Petani Enggan Menanam Lagi, Stock Cabai Menipis Hingga Harga Selangit

Surabaya,(DOC) – Harga cabai rawit dipasaran terus merangkak naik hingga mencapai Rp 60 ribu perkilogram. Penyebab utama tingginya harga cabai yakni akibat stock yang menipis hingga di kalangan petani cabai.

Pemicu menipisnya stock adalah factor psikologis petani yang beberapa bulan lalu mulai enggan menanam cabai.

Karnoto, Ketua Kelompok Tani Sendang Biru Surabaya menjelaskan alasan para petani yang malas menanam cabai kembali.

“Petani sempat rugi saat cabai panen raya pada pertengahan bulan Juni kemarin, karena harganya di tingkat petani anjlok hingga Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu perkilo,” paparnya, Selasa(23/7/2019).

Biasanya di stock cabai di lingkungan Kelompok Tani Sendang Biru, Jalan Made Selatan Surabaya Barat ini, kata Kartono, masih tersedia. Namun sekarang kondisinya sama saja.

Bahkan tanaman cabai di lahan pertanian wilayah ini banyak yang kering dan mati, karena tak di urus.

“Kondisi tanahnya pun tandus tak terawat. Kalau air bisa minta bantuan dari Pemkot, tapi memang petani cabainya yang kecewa dan enggan menanam lagi. Bulan lalu ada panen raya hingga harga cabai anjlok dan petani tak bisa balik modal,” katanya.

Lahan pertanian untuk tanaman cabai yang dimiliki oleh Kelompok Tani di Made Selatan mencapai 30 hektare. Menurut Kartono, dulu setiap hari para petani diwilayah sini sanggup memasok 2 – 5 ton cabai ke pasar-pasar tradisional di Surabaya.

Sekarang tak ada satupun petani yang mau menanam cabai dan lebih memilih menanam hortikultura lainnya seperti tomat, meski hasilnya juga kurang maksimal.

Rencananya para petani di Made Selatan Surabaya ini akan mulai melakukan masa tanam pada bulan Oktober dan akan panen 3 bulan kemudian, yakni awal Januari tahun depan.

“Musim ada pengaruhnya tapi nggak signifikan. Perkiraan saya cabai dari centralnya Jember mungkin 2 minggu lagi akan normal. Kalau disini kita akan tanam mulai Oktober,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya, Wiwik Widyawati mengaku belum bisa mengintervensi harga cabai di pasaran, lantaran stock cabai memang kosong.

“Stok kosong sehingga mekanisme pasar yang mempengaruhi harga cabai,” kata Wiwik.

Ia mengaku telah mencoba mendatangkan cabai dari kabupaten penyuplai seperti Blitar, Kediri, Lumajang dan Lamongan.

“Namun stoknya disentra Jatim juga gak ada sehingga disana harga cabai juga tinggi. Penyebabnya banyak factor sih, tapi yang utama disana karena cuaca kemarau,” tambahnya.

Data terakhir yang dihimpun Dinas Perdagangan Surabaya yakni Rp 61 ribu perkilo untuk cabai merah dan cabai rawit sekitar Rp 50 ribu perkilogramnya.(robby/r7)

Loading...