Surabaya, (DOC) – Presiden Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka secara resmi membuka Kongres Ke-XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama (NU). Acara ini berlangsung di Jatim International Expo (JIExpo), Surabaya, pada Senin (10/2/2025).
Presiden Prabowo tiba di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, sekitar pukul 13.15 WIB. Kedatangannya di sambut oleh Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin, serta Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Imam Sugianto. Sementara itu, Wapres Gibran telah lebih dahulu tiba di Surabaya untuk menghadiri pembukaan kongres.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyoroti peran Muslimat NU dalam pembangunan bangsa. Ia menegaskan bahwa Muslimat NU memiliki sejarah panjang dalam menjaga tradisi serta memperkuat kemandirian perempuan.
“Muslimat NU adalah pilar penting dalam kehidupan berbangsa. Mereka telah berkontribusi besar bagi Indonesia. Pemerintah akan terus mendukung peran Muslimat NU dalam membangun persatuan serta kemajuan bangsa,” ujarnya.
Kongres ini mengusung tema “Merawat Tradisi, Menguatkan Kemandirian, Meneduhkan Peradaban”. Tema tersebut menekankan keseimbangan antara pelestarian nilai-nilai lama dan kemajuan modern.
Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, telah mengundang Presiden Prabowo dalam audiensi di Istana Merdeka, Jakarta. Kehadiran Presiden dan Wapres dalam kongres ini semakin menegaskan dukungan pemerintah terhadap Muslimat NU.
Tak Ada “Raja Kecil” yang Kebal Hukum
Selain membahas peran perempuan, Prabowo menegaskan komitmennya dalam memberantas korupsi. Ia mengungkapkan bahwa sejak awal kepemimpinannya, ia telah memberikan kesempatan bagi koruptor untuk mengembalikan uang negara. Namun, karena tidak ada itikad baik, maka langkah hukum harus segera di ambil.
“Saya selalu mendekati dengan cara damai. Tapi kalau maling, ya tidak perlu di ajak rukun,” tegasnya di hadapan lebih dari 10 ribu jamaah Muslimat NU.
Prabowo juga mengungkapkan bahwa masih ada pejabat di dalam birokrasi yang berusaha melawan kebijakan pemerintah. Ia menyebut mereka sebagai “raja kecil” yang merasa kebal hukum serta memiliki kekuasaan absolut.
“Ada birokrat yang melawan saya. Mereka merasa tidak bisa di sentuh. Mereka sudah terlalu lama menjadi raja kecil yang memanfaatkan sistem untuk kepentingan pribadi,” katanya dengan tegas.
Menurutnya, birokrasi yang masih di kuasai oleh raja kecil ini sering kali menghambat kebijakan yang seharusnya berpihak kepada rakyat. Mereka lebih mementingkan kepentingan sendiri di bandingkan kesejahteraan masyarakat luas.
“Kami ingin menghemat anggaran demi rakyat, tetapi ada yang menentang. Mereka ingin mempertahankan kebiasaan lama yang hanya menguntungkan segelintir orang,” ujarnya.
Karena itu, ia memastikan bahwa di bawah kepemimpinannya, tidak ada yang kebal hukum.
“Saya menunggu sampai 100 hari, tapi tidak ada yang berubah. Maka, apa boleh buat. Jaksa Agung, Kapolri, BPKP, KPK, silakan ambil tindakan!” serunya.
Penghematan Anggaran untuk Kesejahteraan Rakyat
Selain menyoroti pemberantasan korupsi, Prabowo juga menegaskan pentingnya penghematan anggaran negara. Ia menyoroti banyaknya penggunaan dana negara yang tidak efektif, termasuk perjalanan dinas yang tidak memiliki dampak nyata bagi rakyat.
“Kita memiliki 330.000 sekolah di Indonesia, tetapi anggaran perbaikan hanya cukup untuk 20.000 sekolah per tahun. Kalau seperti ini, berapa lama lagi kita bisa menyelesaikannya?” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia menginstruksikan agar perjalanan dinas ke luar negeri di kurangi drastis.
“Tidak usah sering ke luar negeri jika hanya untuk alasan studi banding yang tidak jelas. Kalau ingin jalan-jalan, silakan pakai uang sendiri,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa dirinya hanya bepergian ke luar negeri jika ada undangan resmi serta kepentingan negara.
“Saya hadir dalam acara-acara internasional untuk menjaga martabat bangsa. Itu berbeda dengan pejabat yang sekadar mencari alasan untuk berwisata dengan dana negara,” katanya.
Selain itu, ia meminta agar pemerintah dan lembaga negara menghentikan acara-acara seperti Fokus Grup Discussion (FGD) serta seminar yang tidak memberikan manfaat nyata bagi rakyat.
“Banyak yang tidak setuju dengan kebijakan ini, lalu menyuruh wartawan serta LSM untuk mengkritik saya. Saya tegaskan, saya tidak takut!” ujarnya.
Pesan Prabowo untuk Muslimat NU
Menutup pidatonya, Prabowo mengucapkan selamat kepada Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, serta seluruh peserta kongres. Ia berharap acara ini berjalan lancar serta menghasilkan kepemimpinan terbaik bagi Muslimat NU.
“Saya tidak akan ikut campur dalam pemilihan kepengurusan, tetapi saya berharap Muslimat NU tetap menjadi pilar penting bangsa ini. Selamat berjuang, Tentara Nahdlatul Ulama (TNU)!” pungkasnya. (r6)