Jakarta,(DOC) – Ketua Umum PSSI Erick Thohir menilai pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 44 karyawan PSSI sebagai bagian dari bersih-bersih di jantung federasi.
Erick mengatakan, pembenahan dilakukan secara bertahap, dari Timnas Indonesia, Liga, dan kini PSSI.
“Alhamdulillah ketika di tahun pertama kami fokus mengenai bersih-bersih tim nasional, kami ubah pola pikirnya, kami perbaiki, hasilnya baik,” kata Erick, Selasa (2/9).
“Sama di tahun berikutnya kita juga bersih-bersih Liga. Liga 1 kita udah bersih-bersih. Tidak ada lagi match fixing. Kalau ada ya kita gigit. Sudah pasti. Sampai tadi saya sampaikan Liga 2.”
Karyawan PSSI, kata Erick, juga perlu dibenahi. Pihak-pihak yang dianggap kurang kompeten, apalagi sampai mencari keuntungan pribadi, dengan terpaksa harus di-PHK.
“Sama PSSI ini jantungnya. Jantungnya sepak bola Indonesia. Setuju? Nah, karena itu saya berusaha memperbaiki bersama Pak Sekjen, bersama semua Exco yang mendukung,” katanya.
“Ini bukan sebuah bentuk arogansi, tetapi kita sudah membawa yang namanya perusahaan HR [human resource] yang terkenal namanya untuk melakukan assessment.”
Perusahaan ini yang melakukan seleksi lewat wawancara. Seluruh karyawan PSSI diwawancara agar bisa diketahui kualifikasinya. Perusahaan ini bergerak bersama Sekjen PSSI, Yunus Nusi.
Menteri BUMN ini membocorkan sedikit, ada banyak kasus penyelewengan yang dilakukan karyawan PSSI. Menurutnya ini tak bisa dibenarkan, apalagi dibiarkan. Erick bertindak tegas soal ini.
“Ada, mohon maaf, kegiatan-kegiatan itu ada cashback. Saya dalam melakukan audit menemukan hal-hal itu. Nah jadi saya mohon beri kesempatan saya melakukan perbaikan.”
“Tim nasional sudah, liga sudah, sekarang jantungnya PSSI. Dan saya yakini ini ke arah lebih baik karena seluruh masyarakat sepak bola, seluruh stakeholder sepak bola ingin,” katanya. (zis)