Surabaya Darurat Venue Pameran! Industri Event Jatim Desak Hadirnya Gedung Kelas Dunia

Surabaya Darurat Venue Pameran! Industri Event Jatim Desak Hadirnya Gedung Kelas DuniaSurabaya,(DOC) – Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang terus menanjak membuat aktivitas pameran dan event semakin padat, terutama di Surabaya. Namun, di balik geliat itu, muncul satu persoalan mendesak: keterbatasan venue pameran berstandar internasional.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) Jawa Timur, Yusuf Karim Ungsi, menilai kebutuhan gedung pameran modern di Surabaya kini sudah sangat mendesak.

Bacaan Lainnya

“Selama 10 tahun terakhir, Grand City menjadi venue terbesar di Surabaya dengan kapasitas sekitar 12.000 orang. Tapi, angka itu masih jauh dari kebutuhan industri saat ini,” ujar Yusuf di Surabaya, Minggu (12/10/2025).

Jakarta Melaju, Surabaya Tertinggal

Sebagai perbandingan, Jakarta sudah memiliki pusat pameran dengan luas hingga 100.000 meter persegi.
Sementara itu, Surabaya, kota ekonomi terbesar kedua di Indonesia, hanya memiliki venue seluas 8.000 meter persegi.
Selisih ini menunjukkan jurang fasilitas yang cukup lebar antara dua kota besar tersebut.

Menurut Yusuf, ruang pameran berskala global bukan hanya kebutuhan teknis. Lebih dari itu, hal tersebut menjadi bagian dari strategi menjadikan Jawa Timur pusat bisnis dan investasi kawasan timur Indonesia.

“Raw material dari industri event adalah venue. Tanpa gedung representatif, potensi besar ini tidak akan maksimal,” tegasnya.

Selain itu, Yusuf menilai, keberadaan venue kelas dunia harus diiringi dengan dukungan infrastruktur yang kuat, seperti akses transportasi, konektivitas bandara dan pelabuhan, serta ketersediaan hotel.

“Akses, stabilitas, dan amenitas adalah kunci. Jika ini dibangun dengan benar, event internasional akan datang dengan sendirinya,” ujarnya menambahkan.

Pemprov Jatim Siap Gelar Karpet Merah

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan dukungannya terhadap gagasan pembangunan venue pameran baru.
Dalam pembukaan Pekan Raya Jawa Timur (PRJ) Surabaya, ia menyampaikan kesiapan pemerintah untuk mempermudah investasi dan menyediakan lahan potensial.

“Kami menyiapkan lahan 50 hektare milik Pemprov Jatim di kawasan Puspa Agro. Luasannya bahkan lebih besar dari Kemayoran, Jakarta, yang selama ini menjadi pusat event nasional,” kata Khofifah.

Baca Juga:  Khofifah Serahkan Bantuan ASN Korban Kebakaran Grahadi, Ingatkan Bijak di Era Digital

Ia menilai lahan tersebut sangat potensial untuk dikembangkan sebagai pusat pameran dan kegiatan ekonomi berskala internasional. Dengan demikian, Jawa Timur bisa menjadi hub pameran terbesar di Indonesia bagian timur.

Keterbatasan Ruang Hambat Potensi Industri Event

Yusuf mencontohkan kondisi di lapangan yang menunjukkan keterbatasan fasilitas Surabaya. Dalam pelaksanaan event otomotif GIAS di Grand City, banyak peserta tidak tertampung.

“Ada dua sampai tiga brand besar yang kami tolak karena keterbatasan ruang,” ungkapnya.

Menurutnya, jika Surabaya memiliki gedung pameran besar dan modern, industri event bisa menjadi penggerak ekonomi baru di Jawa Timur.

Jawa Timur Menuju Gerbang Baru Nusantara

Khofifah menilai, konsep PRJ Surabaya bisa menjadi cikal bakal kehadiran pusat pameran raksasa seperti Pekan Raya Jakarta di ibu kota.
Dengan dukungan infrastruktur dan konektivitas, Jawa Timur siap menjadi Gerbang Baru Nusantara, sesuai tagline pemerintah provinsi.

“Kalau infrastruktur sudah siap dan venue kelas dunia hadir di Surabaya, industri pameran tidak hanya soal event. Ini akan menjadi mesin ekonomi baru Jawa Timur,” tutup Yusuf dengan optimistis.

Apalagi, dari 32 jalur tol nasional, sebanyak 21 jalur langsung terhubung ke Pelabuhan Tanjung Perak. Konektivitas itu memperkuat posisi Jawa Timur sebagai pusat logistik dan perdagangan nasional.(ode/r7)

Pos terkait