Surabaya, (DOC) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bahwa dirinya tetap melanjutkan proses hukum pada pelaku oknum pendemo UMK Jatim 2024 yang melakukan penyerangan pada dua petugas Satpol PP.
Secara tidak langsung, dirinya menolak untuk berdamai meski ada upaya bertemu dengan jajarannya yang menjadi korban penganiayaan.
“Kalau sudah terlanjur begini ya tidak bisa (damai). Biarkan ranah hukum berjalan,” kata Eri di depan Masjid Muhajirin Jalan Sedap Malam, Jumat (1/12/2023).
Diketahui, terdapat dua petugas Satpol PP ditendang dan diinjak-injak oknum buruh pendemo UMK Jatim 2024 di Surabaya. Kedua petugas Satpol PP mengalami cedera retak tulang dada dan patah tulang belikat, sehingga dirawat inap di RSUD dr Soewandhie Surabaya.
Eri menegaskan, dirinya telah memaafkan oknum tersebut atas tindakan yang dilakukan. Akan tetapi, laporan ke kepolisian akan terus berlanjut sampai pelaku ditangkap dan mempertanggungjawabkan perlakuannya.
“Kalau kami memaafkan ya kami maafkan, tapi tetap untuk hukum terus berjalan. Soalnya kalau ini terjadi, terus nanti seperti apa,” ujarnya.
Sebagai sesama manusia, ia meminta untuk saling menjalankan kebaikan. Karena pada saat kejadian, kedua petugas meminta izin kepada pendemo membukakan jalan untuk warga yang terjebak kemacetan, namun justru dianiaya dengan brutal.
“Ayolah kita sama-sama manusianya jalankan kebaikan sesama manusia, Hormatilah sesama manusia Jangan pernah saling menyakiti. Itulah yang saya selalu ajarkan di Kota Surabaya,” kata Eri.
Ia juga meminta Kapolrestabes Surabaya menjadikan kasus ini sebagai atensi. Oknum buruh tersebut merupakan warga luar kota dan kini sedang diburu polisi, wajahnya pun sudah teridentifikasi.
“Saya juga menyampaikan pada Pak Kapolrestabes, saya memohon dan meminta untuk menjadi atensi. Karena ini sudah perbuatan yang kebangetan. Bagaimana caranya, pelaku harus ditangkap. Karena ini insiden buruk untuk Kota Surabaya,” pungkas Eri. (r6)