D-ONENEWS.COM

Wali Kota Surabaya Serukan Aksi Bersama Hadapi Penyebaran Mpox

Surabaya, (DOC) – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menerbitkan Surat Edaran (SE) nomor 400.7.7.1/18341/436.7.2/2024. Surat ini terkait Peningkatan Kewaspadaan Dini terhadap Risiko Penyebaran Penyakit Mpox. Langkah tersebut merupakan respon atas ancaman global terkait penyebaran Mpox.

Virus Mpox, yang awalnya terbatas di beberapa wilayah Afrika, kini menarik perhatian dunia. Penyebaran virus ini berisiko terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Wali Kota Eri menjelaskan, Mpox adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh virus Monkeypox.

Virus tersebut dapat menyebar dari hewan ke manusia, antar manusia, maupun melalui benda yang terkontaminasi virus.

“Gejala Mpox meliputi demam hingga 38 derajat Celsius, munculnya ruam atau lesi pada wajah, telapak tangan, kaki, serta alat kelamin. Selain itu, terjadi pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, dan kelelahan,” jelas Wali Kota Eri, Kamis (5/9/2024).

Penularan virus ini bisa terjadi melalui kontak langsung dengan manusia atau hewan yang terinfeksi. Benda-benda yang terkontaminasi, seperti cairan tubuh atau keropeng luka, juga dapat menjadi sumber penularan.

Virus ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang terluka, saluran pernapasan, atau selaput lendir seperti mata, hidung, atau mulut. Kontak tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi, seperti pakaian atau peralatan makan, juga berisiko menularkan virus.

Wali Kota Eri juga menegaskan bahwa penularan bisa terjadi selama aktivitas seksual, termasuk berciuman atau kontak kulit langsung dengan individu yang memiliki lesi. Penyebaran virus juga bisa terjadi dari ibu ke janin melalui plasenta atau selama proses kelahiran.

Komunikasi Risiko

Sebagai langkah pencegahan, Pemkot Surabaya aktif menyosialisasikan informasi mengenai Mpox. Pemkot juga bekerja sama dengan Puskesmas dalam melakukan komunikasi risiko. Wali Kota Eri mengimbau masyarakat untuk berperan aktif dalam pencegahan penularan.

Salah satunya, dengan menghindari kontak langsung dengan hewan-hewan yang berisiko menularkan virus, seperti tikus, monyet, dan primata non-manusia lainnya.

Warga juga di minta untuk menghindari kontak dengan individu yang menunjukkan gejala Mpox. Selain itu, penting untuk mencuci tangan secara teratur dan menjaga kebersihan lingkungan. Penggunaan alat pelindung diri (APD) sangat dianjurkan bagi mereka yang menangani hewan terinfeksi.

Bagi pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terdampak, sangat di sarankan untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala. Mereka juga perlu melaporkan riwayat perjalanan kepada petugas kesehatan. Penggunaan masker dan menjaga jarak aman saat berada di sekitar orang yang sakit juga penting di lakukan.

Wali Kota Eri mengingatkan masyarakat yang mengalami gejala Mpox untuk segera mengisolasi diri. Masyarakat yang bergejala juga diminta untuk tidak menghadiri acara atau pertemuan publik. Wali Kota menekankan pentingnya dukungan psikososial bagi pasien, baik selama masa perawatan maupun setelah keluar dari isolasi, guna mengurangi stigma.

“Masyarakat harus menjaga kesehatan dengan pola makan bergizi, istirahat cukup, dan berolahraga. Ini penting untuk menjaga daya tahan tubuh. Jika ada yang menunjukkan gejala Mpox, segera laporkan ke fasilitas kesehatan terdekat dalam waktu 24 jam,” tambahnya.

Sebagai penutup, Wali Kota Eri meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Informasi yang salah bisa menimbulkan kepanikan. Karena itu, masyarakat harus memperoleh informasi hanya dari sumber-sumber resmi dan terpercaya. (r6)

Loading...

baca juga