Surabaya, (DOC) – Usai memberikan pelajaran berbisnis pada Keluarga Penerima Manfaat (KPM), yang dimulai pada akhir tahun 2022 di Malang Raya, kini Kementerian Sosial (Kemensos) mengembangkan ilmu para KPM yang sudah mulai naik secara perekonomian.
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, sempat memberikan motivasi lebih dalam lagi untuk KPM yang mengikuti program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA).
“Waktu awal kita pakai (program) ini ada 443 yang ikut, jadi itu bulan November 2022, saat ini sudah graduasi, mereka minta keluar dari Bansos 135,” ujar Mensos Risma, usai memberikan motivasi pada peserta PENA, Selasa (31/10/2023).
Tak hanya diberikan ilmu dalam menjalankan usaha mereka, para KPM yang mengikuti PENA ini juga dibantu mengurus perijinan mereka, sehingga usaha mereka memiliki ijin.
“Saat itu mereka semua tidak punya ijin, kira-kira ada cuma dua yang berijin, sekarang sudah 90an yang punya ijin,” jelas Risma.
Selain itu, guna menarik keinginan konsumen untuk membeli barang dagangan PENA, Kemensos merangkul beberapa pihak, agar memberikan bantuan mendesain kemasan produk mereka.
“Kemudian saat ini sedang kami make over untuk packaging nya dan branding nya sehingga bisa masuk ke masyarakat atas, atau pasar yang lebih tinggi dan luas lagi,” ucapnya.
Selain itu, Risma juga mendorong para KPM yang sudah mulai keluar dari penerima bantuan sosial karena usaha mereka yang berkembang, untuk mendaftarkan usaha mereka di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Karena banyak produksi makanan, kami nanti akan menghubungi BPOM untuk membantu proses ijin,” ungkapnya.
Selain itu, Mensos Risma kembali mengingat pesan dari Presiden RI, Joko Widodo agar banyaknya masyarakat bisa keluar dari garis kemiskinan, terutama Kemiskinan Ekstrim.
“Dulu memang mereka masih menerima bantuan, penerima bantuan sosial, kemudian kita mengambil data dari situ, pesan Pak Presiden (Joko Widodo) pada tahun 2024 kemiskinan ekstrim harus keluar,” terangnya.
Saat ini, sebanyak 443 keluarga yang terdaftar PENA, mulai beranjak berkembang karena usaha mereka. Ada 135 keluarga yang mulai tak menerima bantuan di Bulan November ini, karena usaha mereka berkembang pesat.
Meski begitu, Mensos Risma tak berhenti di sini, ia tetap memberikan ilmu pada peserta PENA, khususnya pengelolaan keuangan mereka.
“Saat ini, kami kerjasama dengan BI, untuk memberikan literasi keuangan bagi PENA ini, bagaimana pengelolaan keuangannya, sehingga mereka bisa bertahan, dan bermanfaat nantinya untuk pengembangan usaha, maupun masa depan mereka,” jalasnya.
“Jadi kita mengajarkan, bagaimana asuransi, bagaimana pendidikan anaknya, bagaimana ia punya dana pensiun sendiri, kemudian bagaimana mereka punya asuransi kesehatan sendiri, yang pasti mereka punya perencanaan keuangan yang matang dan kita ajarin itu,” imbuhnya. (r6)