Lumajang, (DOC) – Puluhan warga Dusun Sumberbendo menggelar aksi damai di kantor Desa Dorogowok, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, Minggu (29/9/2024). Menuntut Sekertaris Desa Herlina mundur dari jabatannya.
Warga memasang spanduk di pintu Balai Desa dengan bertulisan “Meminta Sekdes Dorogowok Untuk Mundur Dari Jabatannya.”.
Dalam orasinya, warga menyuarakan berbagai ketidakpuasan. Terutama terkait sikap dan tindakan Sekdes yang di nilai tidak adil dan tidak sopan saat acara karnaval HUT RI tanggal 22 September 2024 lalu.
Fitria, salah seorang warga menyatakan, Sekdes Dorogowok Herlina dianggap tendensius terhadap perserta karnaval dari grup Sumberbendo. Di mana saat grup Sumberbendo perform di garis start belum selesai alias tuntas sudah di suruh untuk berjalan.
“Padahal sudah di izinkan. Tapi kenapa Dusun Sumberbendo yang tidak boleh nari? Kalau nari boleh. Waktu belum selesai di-star di suruh jalan,” keluhnya.
Ancam Jajaran RT/RW Dusun Sumberbendo Akan Mundur
Jika tuntutan warga tidak di respon, maka semua jajaran RT/RW se Dusun Sumberbendo akan mengundurkan diri.
“Saya mewakili dusun Sumberbendo, masyarakat saya Ibu RT mundur mau. Saya butuh bayaran. Yang penting keadilan bicara kudu sopan sama orang. Jangan mentang-mentang ia berpendidikan ia kan ngerti pendidikan,” ucap Firia.
Sugiartono juga menyayangkan sikap Sekdes Herlina yang di nilai kurang sopan. Ia mencontohkan kejadian saat karnaval, di mana menerobos barisan penari dengan menggunakan sepeda.
“Sekdes kurang sopan waktu di zona tari di pom bensin depan. Herlini menerobos lewat tengah saat peserta nari. Penari semerawut kaget,” kata Sugiartono.
Padahal Babinsa dan kepala desa lewat pinggir jalan. Sedangkan Sekdes Herlina ini tidak sopan.
Kedua warga ini mewakili perasaan banyak warga Dusun Sumberbendo yang merasa di perlakukan tidak adil. Mereka menduga adanya kecemburuan sosial yang melatarbelakangi sikap Kades.
“Warga Dusun Sumberbendo sakit hati karena tidak ada kesopanan, tata krama dan etika,” tegasnya.
Herlina Mengaku Panik Setelah Dapat Informasi Kericuhan
Sementara itu, Herlina, Sekretaris Desa Dorogowok, mengakui telah menerobos barisan peserta karnaval saat acara berlangsung. Tindakannya ini di lakukan karena panik setelah mendapat informasi adanya kericuhan
Ia mengaku menerobos 4 peserta karnaval. Yaitu peserta nomor 22, 21, 20 dan 19, sehingga membuat peserta karnaval berhamburan.
“Saya kan sebagai MC, seketika panik setelah membaca WA jika di depan kisruh. Ada tawuran di dekat rombongan karnaval anak Saya,” tuturnya.
Herlina meminta maaf atas tindakannya yang di anggap buru-buru dan darurat. Ia beralasan bahwa jika melewati jalur samping, akan sulit menjangkau anaknya tepat waktu karena banyaknya penonton.
“Saya mohon maaf kepada para peserta karena harus melewati tengah-tengah mereka. Namun, situasi saat itu sangat darurat,” jelasnya.
Herlina juga menyoroti masalah kebisingan akibat suara amalan yang terlalu keras. Ia mengungkapkan bahwa suara tersebut sangat mengganggu warga, Terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang kurang baik.
“Suami saya yang memiliki penyakit jantung sangat terganggu dengan suara amalan yang keras. Bahkan, sebelum meninggal, beliau mengeluhkan kebisingan tersebut,” ungkap Herlina.
Herlina mengaku telah berusaha untuk meminta pengurus amalan agar mengecilkan volume suara. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
“Saya sudah berkali-kali meminta, tetapi suara tetap saja keras,” ujarnya.
Ia pun juga membuat surat, agar suara amalan di kecilkan dengan meminta tanda tangan beberapa warga. Akan tetapi di kiranya Saya mau membubarkan amalan,” jelasnya.
Kondisi seperti itu terus berlanjut, sampai akhirnya suaminya meninggal dunia.
“Suami Saya sakit jantung, jadi sensitif dengan suara keras. Soal sikap dan perilaku saya, itu tergantung siapa yang menilai. Jika dasarnya tidak suka, biarpun berbuat baik belum tentu bisa di terima,” pungkasnya. (Imam)