D-ONENEWS.COM

Belum Lunasi Biaya Persalinan, Dilaporkan Polisi, Pasutri Sidotopo Wetan Minta Perlindungan ke Fraksi PDI-P

Surabaya, (DOC) – Fraksi PDI-P DPRD Kota Surabaya, Kamis (24/10/2021) siang kedatangan pasangan suami istri (pasutri) Agung Cahyono Putro-Selvia Damayanti yang membawa anak berusia setahun. Warga Sidotopo Wetan itu mengadukan jika dirinya dikejar-kejar oleh salah satu rumah sakit swasta di Surabaya, terkait kekurangan biaya persalinan sebesar Rp 15 juta. Bahkan, dilaporkan ke polisi.

Kedatangan mereka di ruang Fraksi PDI-P lantai 3 Gedung DPRD Kota Surabaya diterima langsung oleh Sekretaris Fraksi PDI-P Abdul Ghoni Mukhlas Niam dan Khusnul Khotimah (Ketua Komisi D).

Abdul Ghoni mengatakan, sejak awal masuk rumah sakit swasta tersebut, yang bersangkutan sudah menyampaikan mempunyai kartu BPJS. Namun, pihak rumah sakit tak mengindahkan itu.

Persoalannya, lanjut Abdul Ghoni, mereka adalah warga Surabaya yang profesinya sebagai driver dan gajinya di bawah UMR Surabaya, di bawah Rp 3 juta.

“Sebenarnya mereka ini sudah beriktikad baik dengan mendepositokan Rp 4 juta dan mencicil kurang lebih Rp 300 ribu per bulan ke pihak rumah sakit,” ujar dia, Kamis (24/10/2021).

Lebih jauh, Abdul Ghoni mengatakan, peristiwa ini sebenarnya terjadi setahun lalu. Namun, mereka terus ditagih oleh pihak rumah sakit. Bahkan, informasi terbaru, kemarin pasutri tersebut dilaporkan ke Polsek Sawahan.

“KTP mereka dan akta kelahiran ditahan pihak rumah sakit. Makanya, mereka kita teima dengan baik. Tadi juga ada Bu Khusnul Khotimah (Ketua Komisi D). Saya bersikeras untuk menindaklanjuti kasus ini, apalagi mereka adalah warga Surabaya,” tegas Abdul Ghoni yang juga anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya.

Apalagi, lanjut dia, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pernah menyampaikan bahwa semua warga Surabaya yang berpenghasilan di bawah Rp10 juta per bulan, sesuai janji saat kampanye, bisa dikover melalui Jaminan Kesehatan Semesta (JKS)

Untuk itu, Abdul Ghoni berharap Dinas Kesehatan Surabaya dan RSIA Kendangsari MERR bekerjasama dan berkolaborasi, sehingga tak ada persoalan seperti ini.
“Saya sangat miris sekali. Rasa kemanusiaannya dimana? Padahal sudah mohon dan kondisinya seperti itu,” ungkap dia.

Dia menambahkan, info yang diperoleh melalui WhatsApp (WA), mereka dilaporkan ke polisi. Karena itu, lanjut Abdul Ghoni, dirinya akan berkirim surat ke rumah sakit swasta tersebut untuk segera mencabut laporannya. “Kalau pihak rumah sakit tak mau mencabut laporannya ke polisi, maka kasus ini nanti akan kita proses lebih lanjut, “tandas dia.

Tidak itu saja, kata Abdul Ghoni, dirinya akan berkirim surat ke Wali Kota Surabaya dan Dinas Kesehatan Surabaya untuk memfollow up temuan ini. Sehingga tak terjadi lagi kasus seperti ini.
“Saya miris saja. Dalam kondisi pandemi Covid-19 masih ada kejadian seperti ini, “pungkas dia. (dhi)

Loading...

baca juga