Surabaya,(DOC) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Joko Juliantono membuka Musyawarah Wilayah (Muswil) Dewan Koperasi Indonesia Wilayah Jawa Timur (Dekopinwil Jatim) 2025, di Gedung Negara Grahadi, Rabu (24/9/2025).
Dalam kesempatan itu, keduanya menekankan pentingnya revitalisasi Lembaga Pendidikan Perkoperasian (Lapenkop) guna memperkuat kualitas SDM pengelola koperasi.
“Manajerial skill pengelola koperasi harus berkualitas dan kredibel. Revitalisasi Lapenkop menjadi salah satu solusi untuk menyiapkan SDM koperasi yang mumpuni,” tegas Khofifah.
Selain itu, Khofifah menekankan pentingnya petunjuk teknis (juknis) penggunaan anggaran pemerintah untuk mendukung operasional Koperasi Merah Putih (KMP). Menurutnya, dukungan modal awal sangat butuh agar koperasi dapat memenuhi sistem transaksi cash and carry yang di terapkan sejumlah pemasok, seperti Bulog.
Ia juga menegaskan bahwa koperasi harus mampu berinovasi dan bertransformasi. Menjadi lebih modern, profesional, adaptif, inovatif, dan berbasis digitalisasi. Dengan tetap mengedepankan prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Pemprov Jatim, kata Khofifah, berkomitmen mendukung pengembangan koperasi melalui fasilitasi perizinan, akses permodalan, pelatihan, hingga pendampingan pemasaran produk. Upaya ini juga di arahkan untuk memperkuat ketahanan ekonomi desa dan kelurahan.
Hingga Agustus 2025, Jawa Timur tercatat memiliki 29.648 koperasi aktif, dengan 8.494 di antaranya merupakan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP). Dari jumlah tersebut, 175 KDKMP sudah beroperasi, sebagian besar dengan unit usaha gerai sembako.
Kontribusi Koperasi Bagi Ekonomi Jatim
Kontribusi koperasi terhadap perekonomian Jatim juga signifikan. Pada 2024, sumbangan UMKM dan koperasi terhadap PDRB Jatim mencapai 60,08%, atau naik 0,9% jika di bandingkan pada tahun sebelumnya. Total aset koperasi di Jatim tercatat Rp63,22 triliun dengan volume usaha Rp46,31 triliun dan SHU Rp1,33 triliun.
Prestasi itu mengantarkan Jawa Timur meraih penghargaan “Provinsi Kontributor Koperasi Besar Terbaik” dalam ajang 100 Koperasi Besar Indonesia Award 2025 di Bali, Juni lalu.
“Kekuatan koperasi sangat besar. Karena itu penguatan SDM, usaha, dan produk harus menjadi prioritas. Supaya koperasi terus berkembang dan memberi manfaat bagi masyarakat,” ujar Khofifah.
Menkop Joko Juliantono menambahkan, sinergi pemerintah dengan Dekopin menjadi kunci untuk mengembalikan peran koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional.
“Kita akan mendorong koperasi eksisting menjadi lebih produktif, berkembang ke arah industri, dan koperasi simpan pinjam diarahkan agar lebih produktif, bukan konsumtif,” jelasnya.
Musywil Dekopinwil Jatim 2025 ini disebut menjadi momentum strategis konsolidasi sekaligus kaderisasi, guna memperkuat peran koperasi dalam mendorong perekonomian Jawa Timur.(lup/r7)





