D-ONENEWS.COM

Lahir Langsung Mengidap Virus Hydrocephalus Akibat Ibunya Digigit Tikus Saat Hamil, Butuh Batuan Rusun

Foto: Kondisi Rumah Petak yang ditempati balita 5 bulan Muhammad Pandhu, kawasan Jojoran Surabaya

Surabaya,(DOC) – Nasib pahit dialami oleh Dina Oktavia (21) ibu muda asal Surabaya yang tinggal di kawasan Jojoran.

Suaminya, Muhammad Abdul Aziz (23), meninggalkannya saat mengetahui kondisi bayi mereka Muhammad Pandhu Firmansyah (5 bulan) mengalami “cacat” sejak lahir.

Bahkan mertuanya juga merasa malu dan tidak mau mengakui cucunya dengan kondisi memprihatikan seperti itu.

“Sejak lahir sampai sekarang, Mertua saya tidak pernah sekalipun menengok anak saya. Katanya, malu punya cucu seperti ini,” kata Dina menceritakan kisahnya.

Saat ditemui di rumah petaknya di kawasan Jojoran, Minggu (1/12/2019), Dina didampingi Isa Anshori Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak Jawa Timur dan Daniel Lukas Rorong Ketua Komunitas Tolong Menolong, baru saja pulang dari RSU dr. Soetomo, Surabaya. Mengingat sehari sebelumnya, Sabtu (30/11/2019) anaknya baru saja menjalani operasi pemasangan selang untuk saluran cairan dibagian kepala.

Pandhu, demikian panggilannya, sesuai dengan yang tertulis di rekam mediknya di diagnosa mengidap penyakit _*Facial Cleft Tessier Hydrocephalus Myelomeningocele.*_

Dimana, selain mengidap _*Hydrocypalus*_ , Pandhu juga mengalami “kerusakan” pada wajahnya, khususnya di bagian bibir, hidung dan kedua matanya.

Dengan kondisi seperti ini, otomatis Pandhu tidak bisa memakai dot untuk minum susu formula. Bahkan, untuk minum ASI pun, Pandhu tidak bisa. Sehingga, harus disuapi sedikit demi sedikit dengan memakai sendok.

“Sebenarnya saya ingin memberinya ASI, namun ASI saya tidak keluar. Pernah saya coba pompa, namun tetap tidak keluar”, kata Dina sambil menggendong Pandhu yang tengah rewel.

Dina juga bercerita, bahwa suaminya sudah menyuruh dirinya untuk mengurus surat cerai.

“Asal itu membuatnya bahagia, saya tidak masalah. Karena yang terpenting adalah kesembuhan anak saya(Pandhu,red),” ujarnya.

Dina mengaku, sejak awal pacaran, hubungan mereka memang sudah tidak mendapatkan restu dari orangtua suaminya.

“Saya sudah seringkali mengingatkan untuk menyudahi hubungan ini namun dia tidak mau. Bahkan, dia pernah teriak-teriak di depan rumah agar saya bersedia untuk menikah dengannya, akhirnya saya pun luluh,” ceritanya.

Sebelumnya, dia bekerja sebagai customer service di toko elektronik terbesar di Surabaya dan menjadi kru toko donut. Setelah menikah ditahun 2018 dan hamil, Dina berhenti bekerja.

Dulu dia sempat menumpang di rumah mertuanya, tapi kemudian memilih tinggal kembali bersama ibu dan kakak ketiganya di rumah petaknya ukuran 2×6 meter persegi di kawasan Jojoran.

Dirumahnya ini, Dina mengaku pernah dua kali digigit tikus di bagian kakinya hingga berdarah saat hamil usia 5 bulan.

“Di rumah saya memang banyak tikusnya. Saat hujan, ya banjir lantainya karena atapnya ada yang bocor,” kata dia.

Akibat gigitan tikus ini, kata Dina, kemungkinan besar penyebab bayinya lahir dengan kondisi seperti ini. Mengingat selama hamil, Dina mengaku tidak pernah meminum obat-obatan atau mengkonsumsi makanan seperti seafood atau ikan bakar berlebihan.

“Kata dokter yang pernah memeriksa saya serta Pandhu, demikian. Waktu hamil, saya juga tidak pernah ngidam yang aneh-aneh.

Ya, mungkin ini sudah menjadi takdir saya dan Pandhu”, kata Dina pasrah.

Dina berharap bantuan dari pemerintah untuk memberi bantuan tempat tinggal layak berupa rumah susun.

“Semoga Bu Khofifah (Gubernur Jawa Timur) dan Bu Risma (Walikota Surabaya) mendengar harapan saya ini. Rumah petak ini milik adik ibunya yang akan dijual”, ujar Dina.

Dina berterimakasih kepada Komunitas Tolong Menolong, Yayasan Hidtullah dan Bendino Masak, yang telah menyalurkan donasi nya.

Bantuan tersebut akan dibuat membuka usaha untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

“Suami tak memberi nafkah. Selama ini saya berjualan juice dan pudding susu lewat online dirumah. Dulu saya sempat diterima kerja menjadi kasir di perusahaan retail Rungkut. Tapi cuma sehari saya keluar, karena fokus pada kesehatan anak saya,” pungkasnya.

Sementara itu, Daniel Lukas Rorong, relawan pendamping dari Komunitas Tolong Menolong berencana akan mencarikan rumah kontrakan yang lebih layak ditempati untuk sementara waktu.

“Sembari menunggu bantuan rumah susun dari pemerintah, kami Komunitas Tolong Menolong akan berupaya untuk mencarikan tempat tinggal yang lebih layak untuk Ibu Dina dan Bayinya,” kata Daniel Ketua Komunitas Tolong menolong yang juga Humas Perhimpunan Driver Online Indonesia(PDOI) Jawa Timur.(r7)

Loading...

baca juga