Lumajang,(DOC) – Event tahunan Loemadjang Mbiyen Season 4 resmi dibuka oleh Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni di kawasan Hutan Bambu, Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, pada Minggu (7/7/2024).
Ribuan pengunjung memadati area Loemadjang Mbiyen sejak hari pertama penyelenggaraannya.
“Loemadjang Mbiyen merupakan bagian dari program 1 Kecamatan 1 Destinasi Wisata yang digagas Pemkab Lumajang,” jelas Indah Wahyuni.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Loemadjang Mbiyen Season 4 kali ini menghadirkan berbagai kegiatan menarik, seperti grebeg suro, ruwatan, pertunjukan seni budaya, hingga mencicipi kuliner tradisional.
“Tujuan utama event ini adalah untuk mempromosikan pariwisata dan budaya Lumajang, khususnya di Kecamatan Candipuro,” ujar Indah Wahyuni.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Lumajang Yuli Hatismawati menuturkan bahwa Loemadjang Mbiyen tidak hanya menyajikan atraksi budaya, tetapi juga memadukan unsur pariwisata.
“Kami berharap event ini dapat menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengenal dan menikmati kekayaan budaya di Lumajang,” ungkap Yuli.
Yuli menambahkan bahwa Loemadjang Mbiyen akan digelar secara bergantian di setiap kecamatan di Kabupaten Lumajang.
“Setiap event akan dikemas dengan menarik dan berbeda, sehingga wisatawan tidak akan bosan dengan perhelatan seni budaya khas Lumajang,” pungkasnya.
Gebyar acara tahunan tersebut diharapkan dapat menjadi momentum untuk membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Lumajang.
Ribuan Warga Berebut Gunungan
Bukan cuma sekedar memperingati kabupaten Lumajang tempo dulu, namun acara yang di gelar di wisata hutan bambu Candipuro juga diperuntukkan untuk menyambut datangnya tahun baru Islam dan tahun baru Jawa atau 1 Suro. Tradisi event itu dinamakan Grebeg Suro.
Kali ini tradisi Grebeg Suro dimeriahkan oleh arak-arakan 22 gunungan hasil bumi dan kepala sapi.
Usai acara hasil bumi tersebut diperebutkan oleh warga dengan penuh semangat.
Antusiasme warga terlihat jelas saat gunungan hasil bumi yang berisi aneka sayuran dan buah-buahan mulai diarak keliling desa. Tak butuh waktu lama, gunungan tersebut langsung ludes.
Bagi Wiwin, salah satu warga yang hadir, momen ini merupakan tradisi yang dinanti-nantikan.
“Saya senang sekali bisa mengikuti Grebeg Suro. Tadi saya berhasil mendapatkan tomat dan wortel dari gunungan,” ujarnya semringah.
Menurut Kepala Desa Sumbermujur, Yayuk Sri Rahayu, Grebeg Suro merupakan wujud rasa syukur atas limpahan hasil bumi dan doa agar desa terhindar dari malapetaka.
“Acara ini sudah menjadi tradisi turun-temurun yang dilakukan setiap tanggal 1 Suro,” jelas Yayuk.
Lebih lanjut, Yayuk menuturkan bahwa tradisi ini tak hanya sebagai bentuk syukur, tetapi juga sebagai doa untuk memohon keselamatan dan kemakmuran bagi desa.
“Kami berharap Desa Sumbermujur selalu makmur, aman, dan sejahtera,” imbuhnya.(mam/r7)