Pemkot dan Baznas Sinergi Ciptakan Penyaluran Zakat Tepat Sasaran

 

Pemkot dan Baznas Sinergi Ciptakan Penyaluran Zakat Tepat Sasaran

Bacaan Lainnya

Surabaya,(DOC) – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, di nobatkan sebagai Kepala Daerah Pengumpul Zakat Terbanyak oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Timur, Rabu (8/10/2025). Penghargaan tersebut menjadi bentuk pengakuan atas keberhasilan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam mengintegrasikan zakat sebagai instrumen pemberdayaan sosial dan pengentasan kemiskinan.

Penghargaan dari Baznas Jatim ini mencerminkan komitmen dan kepemimpinan kuat Wali Kota Eri dalam membangun budaya zakat di lingkungan birokrasi dan masyarakat Surabaya. Zakat, menurutnya, bukan sekadar kewajiban agama, tetapi alat gotong royong sosial yang mampu mempercepat pemerataan kesejahteraan.

Kepala Bagian Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Bapemkesra) Kota Surabaya, Arief Boediarto, menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja bersama antara pemerintah, ASN, dan masyarakat.

“Penghargaan dari Baznas Jatim adalah cerminan konsistensi Pak Wali Kota dalam mendorong seluruh elemen, khususnya ASN Pemkot, untuk menunaikan kewajiban zakat melalui Baznas,” ujar Arief, Jumat (10/10/2025).

Menurut Arief, berkat gerakan zakat terkoordinasi tersebut, pengumpulan zakat di Kota Surabaya stabil di angka Rp3–4 miliar per bulan, menjadikannya salah satu daerah dengan penghimpunan zakat tertinggi secara nasional.

Arief menjelaskan, pengumpulan zakat yang mayoritas berasal dari kontribusi ASN Pemkot Surabaya ini di kelola dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan kecepatan distribusi. Wali Kota Eri menekankan bahwa 2,5 persen zakat dari penghasilan ASN dapat menjadi sumber daya sosial strategis untuk menyelesaikan berbagai persoalan masyarakat tanpa sepenuhnya bergantung pada APBD.

“Zakat ini bukan sekadar kewajiban, tapi juga bentuk keadilan sosial. Dengan pengelolaan profesional, dana zakat bisa langsung menjangkau masyarakat yang benar-benar membutuhkan,” tambah Arief.

Sinergi Data: Kunci Penyaluran Tepat Sasaran

Salah satu keunggulan sistem zakat di Surabaya adalah adanya sinkronisasi data antara Pemkot dan Baznas. Langkah ini memastikan setiap rupiah dana zakat tersalur tepat sasaran, terutama kepada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang datanya telah tervalidasi di database pemkot.

Baca Juga:  Surabaya Perketat Izin Kos-Kosan, Warga Diminta Terlibat

Arief menjelaskan bahwa dana zakat di kelola dalam beberapa sektor prioritas, antara lain:

1. Pengentasan Kemiskinan dan Stunting: Zakat di gunakan untuk membantu fakir miskin, mendukung perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu), serta program gizi untuk anak-anak guna menekan angka stunting.

2. Peningkatan Kualitas SDM: Dana zakat juga di alokasikan untuk beasiswa pendidikan bagi siswa kurang mampu, serta program Tebus Ijazah, agar tidak ada anak di Surabaya yang putus sekolah karena kendala biaya atau administrasi.

3: Tanggap Sosial Cepat (Emergency Response): Baznas bersama Pemkot memiliki mekanisme penyaluran cepat bagi warga yang membutuhkan bantuan darurat di luar mekanisme APBD. Dengan koordinasi langsung, Baznas dapat segera menyalurkan bantuan sesuai kebutuhan mendesak.

“Inilah yang membuat program zakat Surabaya di nilai sukses, cepat, tepat, dan berdampak,” tegas Arief.

Surabaya Jadi Teladan Nasional Pengelolaan Zakat Modern

Melalui pendekatan terintegrasi dan profesional, Surabaya kini di akui sebagai model pengelolaan zakat perkotaan yang efektif. Selain meningkatkan taraf hidup masyarakat, program zakat juga berkontribusi terhadap peningkatan literasi sosial dan spiritual warga.

“Target kami jelas: meningkatkan kesejahteraan, menekan kemiskinan, memberantas buta huruf, dan memperkuat ketakwaan masyarakat,” pungkas Arief. (r6)

Pos terkait