D-ONENEWS.COM

Pendamping PKH Gelar Pekan Literasi, Cerdaskan Anak-anak KPM di Kawasan 3T

Toba,(DOC) – Percepatan penanganan kemiskinan yang menjadi tugas Kementerian Sosial (Kemensos), juga mencakup penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM) bagi para keluarga penerima manfaat.

Untuk itu, di berbagai kesempatan, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini seringkali men-sinergikan upaya penanganan kemiskinan dengan program penguatan SDM.

Misalnya di kawasan 3T (Terdepan, Tertinggal, Terluar), seperti di Erosaman (Papua), Pulau Bertam (Batam), Suku Anak Dalam (Jambi), dan Timor Tengah Utara (NTT). Di sini Mensos Risma membangun community center yang memberikan akses internet bagi para keluarga penerima manfaat termasuk anak-anak.

Layanan internet tersebut, dapat bermanfaat untuk sarana belajar anak-anak sekaligus saluran informasi bagi masyarakat kawasan 3T.

Bahkan sarana internet memungkinkan mereka juga untuk mengakses berbagai konten yang mendukung peningkatan literasi informasi. Pembelajaran akan jalan terus setiap waktu, meskipun tidak harus bertatap muka.

Tidak ada lagi medan sulit yang di tembus, sehingga guru tidak bisa hadir mengajar setiap hari. Sarana internet tersebut merupakan solusi tepat untuk meningkatkan SDM.

Sejalan dengan kebijakan Mensos Risma, Kemensos melalui para pendamping di sejumlah daerah, kini fokus tugasnya bukan hanya penyaluran Bansos saja. Sinergi pelaksanaan program penanganan kemiskinan, di barengi dengan penguatan SDM, juga menjadi tugas mereka.

Untuk memperkuat kualitas SDM penerima manfaat, pendamping Keluarga Penerima Manfaat (KMP) Program Keluarga Harapan (PKH) di Toba, menggelar Pekan Literasi bagi anak-anak. Sasarannya adalah anak-anak yang duduk di sekolah dasar(SD).

Kegiatan tersebut berlangsung di Desa Sibolahotang SAS Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara.

Bagi anak-anak, kemampuan literasi menjadi stimulan untuk meningkatkan daya nalar dan kecerdasan dalam membuka wawasan.

“Literasi ini di harapkan bisa memberi stimulan daya nalar kepada anak. Sehingga daya nalar tinggi dan cerdas,” ucap Koordinator PKH Toba Rammen Andino Sinaga di Pekan Literasi Anak KPM PKH Toba.

Kegiatan di ikuti oleh 145 anak dari Kecamatan Balige dan pegiat literasi. Bertujuan pula untuk meningkatkan kesadaran anak-anak KPM PKH di Toba.

Penyedia bahan bacaan pada pekan literasi ini, mendapat dukungan Dinas Perpustakaan Kabupaten Toba berupa mobil Perpustakaan Keliling. Dukungan positip juga datang dari Pemerintah Desa Setempat.

Perwakilan Pemerintah Desa, Asima Siahaan mengaku bangga dan senang bahwa kegiatan pekan literasi di gelar di Desa Sibolahotang SAS.

“Saya bangga dan senang kegiatan Pekan Literasi dilakukan di desa kami. Saya berharap kegiatan ini dapat digelar juga ditempat lain,” katanya.

Dalam sambutannya, Pegiat Literasi Pandri Sitanggang, menyampaikan agar kegiatan ini berkelanjutan, tidak sekedar seremonial. “Harus ada taman bacaan PKH di tiap desa. Bisa di inisiasi oleh Pendamping Sosial PKH agar menjadi Peta Jalan Pembudayaan Literasi,” katanya.

Kemensos juga telah mendukung upaya peningkatan literasi dengan menyediakan berbagai sarana dan prasarana. Di antaranya dengan memproduksi literasi khusus bagi penyandang disabilitas netra. Mendirikan Pojok Baca Digital (Pocadi) di seluruh Sentra dan Sentra Terpadu milik Kemensos se Indonesia serta perpustakaan dalam community centre untuk anak-anak Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Jelutih, Jambi dan anak-anak di Kefamenanu, Timur Tengah Utara (TTU), NTT.

Secara umum, literasi terhadap bahan bacaan di Indonesia masih perlu peningkatan. UNESCO menyebut indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya dari 1000 orang Indonesia hanya ada satu orang yang memiliki minat baca.

Selain itu hasil survei Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau menjadi 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.(hm/r7)

Loading...

baca juga