D-ONENEWS.COM

Perlindungan Anak Hingga di Ruang Cyber Menjadi Prioritas UNICEF dan Polri

Perlindungan Anak Hingga di Ruang Cyber Menjadi Prioritas UNICEF dan Polri
Foto: Milen Kidane Chief Child Protection Section UNICEF Indonesia

Surabaya,(DOC) – Ruang perlindungan anak serta pencegahan penanganan kasus anak memiliki banyak tantangan. Petugas kepolisian memainkan peran penting sebagai garis depan dalam upaya perlindungan anak. Mereka sering kali menjadi pintu pertama untuk melapor. Ketika anak-anak menghadapi pelecehan, eksploitasi, hilang, berkonflik dengan hukum, atau menghadapi ancaman keselamatan.

Kepala Program Perlindungan Anak UNICEF Indonesia, Milen Kidane menuturkan, peran petugas kepolisian sangat penting dalam memberikan bantuan cepat, memastikan keselamatan, dan memberikan intervensi yang di perlukan untuk melindungi anak-anak.
“Termasuk menegakkan hak-hak mereka dalam segala situasi, salah satunya ketika keadaan darurat dan kejadian di ranah daring,” kata Milen. Di temui di sela-sela Pelatihan Penguatan Perlindungan Perempuan dan Anak. Kerjasama antara Polisi RI – UNICEF Indonesia di Surabaya, Senin(20/5/2024).

Ia melanjutkan, semua pihak tidak bisa mengabaikan perkembangan kejahatan, khususnya pelecehan seksual terhadap anak secara online. Dunia digital menimbulkan tantangan dan ancaman baru terhadap keselamatan dan kesejahteraan anak-anak.
“Petugas kepolisian memainkan peran penting dalam mencegah dan merespons kejahatan  di ranah daring yang menargetkan kelompok paling rentan. Termasuk perempuan dan anak-anak,” ungkapnya.

Pembekalan Kompleksitas Problem Anak

Makanya, lanjut dia, penting bagi petugas kepolisian untuk memahami kompleksitas kejahatan ini dan di lengkapi dengan pengatahuan dan  keterampilan yang di perlukan untuk memberantasnya secara efektif. Sehingga pelatihan dan peningkatan kapasitas kesehatan mental dan self care petugas kepolisian selama menangani kasus menjadi penting.

“Kegiatan hari ini merupakan penguatan pengetahuan terkait instrumental hukum. Termasuk juga penyidikan kasus tindak pidana terhadap perempuan dan anak. Bahkan, penguatan investigasi kasus-anak anak di renah daring ,” jelasnya.
Milen juga menjelaskan, di saat semua pihak memprioritaskan perlindungan orang lain, penting juga untuk tidak mengabaikan kesejahteraan mental petugas kepolisian itu sendiri. Sifat pekerjaan mereka membuatnya terpapar pada pengalaman traumatis dan pemicu stres emosional. Sehingga berdampak signifikan pada kesehatan mental mereka jika tidak di tangani.
“Kita harus memastikan bahwa mereka mempunyai akses terhadap dukungan, sumber daya, dan praktik perawatan diri yang di perlukan untuk menjaga kesejahteraan mereka saat mereka tanpa lelah memberikan pelayanan kepada anak-anak dan masyarakat kita,” jelasnya.
“Bersama-sama semua pihak, mari kita berjuang untuk menciptakan dunia yang lebih aman dan adil bagi semua orang. Di mana hak dan martabat setiap anak dan perempuan di hormati dan terlindungi,” tegasnya.

Pembekalan Mental Health ke Petugas Kepolisian
Perlindungan Anak Hingga di Ruang Cyber Menjadi Prioritas UNICEF dan Polri
Foto: Brigjen Kristiyono S.IK., M.Si, Kepala Biro SDM dan Psikologi Mabes Polri dan Yosi Diani Tresna., Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olah Raga BAPPENAS

Kepala Biro SDM dan Psikologi Mabes Polri Brigjen Kristiyono S.IK., M.Si menuturkan, penanganan untuk anak memang berbeda dan harus berhati-hati. Makanya para polisi juga di bekali pemahaman tentang mental health. “Ini juga bagian dari peningkatan layanan. Kami juga dukung dengan para psikolog dan ahli kesehatan,” ujarnya.
Ia melanjutkan, bersama dengan UNICEF dan Bappenas pihaknya pertama kali mengelar pelatihan di Surabaya. Nanti ke depannya juga akan dikembangkan ke daerah lain.
“Para polisi yang terlibat dalam pelatihan kali ini di harapkan bisa mengembangkan diri. Termasuk dalam menanggni kasus yang di dalamnya melibatkan anak dan perempuan,” jelasnya.
Selanjutnya, kata ia, ke depan Polda juga bisa mengembangkan metode yang sama di berbagai daerah. Sehingga bisa banyak polisi yang terlibat secara langsung dalam pengembangan mental health. “Yang hari ini baru 100 orang polisi yang di libatkan dalam pelatihan, jadi bisa di kembangkan lebih luas lagi,” ungkapnya.
Brigjen Kristiyono menambahkan, tahun depan pelatihan serupa bisa di gelar dan bisa di kembangkan oleh Polda di tiap provinsi. “Sehingga ada kecepatan layanan serta adanya mitigasi kasus yang lengkap,” ucapnya.
Yosi Diani Tresna, Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olah Raga mengatakan, kegiatan hari ini bisa menjadi bahan dan ruang positif dalam pengembangan pencegahan kekerasan pada anak. “Kami berharap besar ini bisa menjadi permodelan baik tentang perlindungan bagi anak,” tegasnya.(r7)

Loading...

baca juga