D-ONENEWS.COM

QIS Anggap ABK Memiliki Potensi dan Kecerdasan Masing-masing

Surabaya,(DOC) – Ketua Yayasan Quali International Surabaya (QIS), Lili Musyafa’ah meminta para Pengelola Pos PAUD Terpadu (PPT), Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK), dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), mulai mengubah paradigma dalam mengajar anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).

“Kuburlah ketidakmampuan anak didik kita. Kembangkan kemampuan anak didik kita,” ungkap Lili. Saat mengisi acara Sharing Class ‘Mengoptimalkan Kecerdasan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan Individual Education Program (IEP)’. Di Aula Bung Tomo Kantor Dinas Pendidikan Surabaya, Senin (11/07/2022).

Alumnus Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini menegaskan bahwa setiap ABK memiliki multiple intelligences. “Jangan melihat ABK itu down syndrome-nya, autis, tapi lihat setiap ABK mempunyai multiple intelligences. Coba para guru melakukan observasi. Yang paling dasar itu ABK memiliki kecerdasan Bahasa. Atau cerdas gerak, cerdas bergaul, cerdas musik, cerdas gambar, cerdas angka, cerdas diri, atau cerdas alam,” urai Lili.

Ia menilai, kecerdasan setiap ABK tidak terbatas pada kekurangan fisik dan keterbatasan pada daya pikir otak. Tugas guru, selain mengajar, juga bertanggung-jawab mengobservasi potensi ABK di kelas. Potensi itu, kata Lili, dapat terlihat minimal 100 hari pertama.

“Potensi ABK yang di ketahui sejak dini dapat menjadi bakat. Bakat yang mendapat edukasi dengan baik, bisa melahirkan spesialisasi dari ABK itu,” terangnya.

Lili cukup mengapresiasi lembaga-lembaga pendidikan yang sudah menerima ABK sebagai peserta didik. Sebab, tidak sedikit lembaga yang mau menerima ABK. “Riset kami. ABK hanya menghabiskan waktu di sekolah. Ini karena kita tidak tahu ilmu pendampingan,” terangnya.

Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal (PAUD-PNF), Muhammad Sufyan mengatakan, sharing class akan di laksanakan tiga hari mulai 11-13 Juli.

Pemaparan mulai multiple intelligence dan berbagai macam ABK hingga analisis kebutuhan serta kemampuan setiap anak.

“Setiap lembaga yang memiliki ABK kami undang kepala sekolah dan 3 orang gurunya. Kami damping untuk membuat analisis kebutuhan sampai dengan pembuatan program jangka panjang serta evaluasinya,” katanya.

Sufyan menjelaskan, pada 18 Juli mendatang di mulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) serentak. Saat PTM di mulai, tak jarang terdapat lembaga yang menerima ABK. Untuk itu, pengelola lembaga perlu mendapat pendampingan melalui teori dan praktik.(hm/r7)

Loading...

baca juga