D-ONENEWS.COM

Tragedi Sate Sianida di Bantul, Sakit Hati yang Berujung Maut

Bantul (DOC) – Peristiwa sakit hati yang berujung maut membuat seorang anak tak berdosa harus meregang nyawa. Naba Rais Prasetyo bocah berusia 9 tahun meninggal setelah menyantap sate yang diberi sianida oleh Na (22) di Bantul, DIY.

Hasil penyelidikan polisi, Na (22) membubuhkan racun kalium Sianida (KCN) ke bumbu sate dengan target mantan pacarnya berinisal T. Namun karena tidak mau diterima oleh keluarga T, sate beracun itu disantap oleh keluarga driver ojek online untuk menu berbuka puasa.

Ini bukan kasus pertama bagaimana orang kehilangan nyawa akibat racun sianida. Ingat kasus Jessica Kumala Wongso yang membubuhi racun sianida ke kopi vietnam rekannya sendiri Wayan Mirna Salihan hingga meregang nyawa. Jessica sendiri sudah divonis 20 tahun dalam kasus tersebut.

Lalu bagimana sianida bisa meracuni tubuh dan dampaknya? Sianida termasuk salah satu racun yang sangat mematikan. Jika orang terkena racun ini, biasanya memiliki gejala denyut jantung yang melambat, hilang kesadaran, kejang, kerusakan pada paru-paru, tekanan darah rendah, dan mengalami gagal napas hingga menyebabkan kematian.

Dikutip dari Sindonews, Selasa (4/5), kematian akibat dari racun sianida bisa disebabkan dari dosis fatal yang memasuki tubuh manusia. Dosis fatal sianida adalah 1,5mg/kg tubuh manusia. Bayangkan jika seseorang mengonsumsi lebih dari dosis yang mematikan tersebut.

Saat sianida masuk ke dalam tubuh, sianida akan mencegah sel-sel di dalam tubuh untuk menggunakan oksigen. Organ yang akan paling mengalami kerusakan adalah otak dan jantung. Karena kedua organ ini adalah organ yang paling banyak menggunakan oksigen.

Pada kasus keracunan sianida, biasanya korban akan diberi penangkal seperti hydroxocobalamin atau cyanokit yang terdiri dari 3 jenis obat, yaitu amil nitrit, natrium nitrit, dan natrium tiosulfat.

Pemberian amil nitrit dilakukan dengan cara dihirup selama maksimal 30 detik. Sedangkan natrium nitrit diberikan secara intravena selama 5 menit dan natrium tiosulfat intravena diberikan selama 30 menit.

Obat penawar ini akan menetralkan racun sianida menjadi vitamin B12 yang tidak beracun. Obat ini menetralkan sianida pada tingkat yang cukup lambat untuk memungkinkan enzim rhodanese mendetoksifikasi sianida pada organ hati.

Kejadian itu berawal saat Na meminta seorang ojek online bernama Bandiman warga Sewon, Kabupaten Bantul, mengirim paket sate secara offline ke rumah T, warga Kasihan, Kabupaten Bantul, Minggu (25/4). Perempuan itu memberi uang Rp30 ribu dan nomor telepon T, serta mengatakan paket itu dikirim oleh Pak Hamid dari Pakualaman.

Namun saat di tujuan, T bilang tidak kenal dengan Hamid, sehingga tidak mau menerima dan memberikan sate itu kepada Bandiman untuk buka puasa. Bandiman pun tanpa curiga membawanya pulang.

Setelah sampai di rumah, sate dimakan bersama anak dan istrinya, namun setelah makan sate itu, anaknya jatuh dan mengeluarkan busa dari mulutnya. Kemudian dibawa ke RSUD Yogyakarta, dan oleh dokter dikatakan anak itu keracunan. Kasus ini sekarang ditangani oleh Polres Bantul. (sin)

Loading...