D-ONENEWS.COM

Anggota Komisi B DPRD Jatim Minta Edukasi Tag Sapi ke Peternak Dibalik

Foto: Agatha Retnosari

Surabaya,(DOC) – Seiring dengan merebaknya wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK), anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Agatha Retnosari mendorong Dinas Peternakan untuk gencar melakukan edukasi kepada para peternak. Hal ini di anggap perlu, sebagai penanda hewan yang sudah mendapat vaksin PMK.

Agatha menjelaskan, selama ini peternak beranggapan bahwa sapi yang telinganya sudah di beri penanda berupa tag atau tindik, harganya akan turun atau murah.

“Harus ada edukasi dari dinas kepada semua peternak. Kenapa?, karena semua sapi yang sudah di vaksin nanti di beri tag penanda,” kata Agatha di Kota Surabaya, Jumat (1/7/2022).

Selain itu, sambung Agatha, para peternak juga beranggapan, bahwa sapi yang ada penanda di telinganya, adalah bantuan pemerintah. Sehingga para peternak sapi menolak ketika hewan ternaknya di beri tag di telinga.

“Peternak kita menganggap harga akan turun. Sapinya yang telinganya bolong juga di anggap bantuan pemerintah. Makanya peternak kita menolak,” jelasnya.

Nah, tugas pemerintah di masa PMK sekarang. Kata Agatha, bagaimana hewan ternak sapi yang sudah di beri tag atau penanda di telinganya, sudah terjamin kesehatannya.

“Jadi sosialisasinya harus dibalik, hewan ternak sapi yang harusnya lebih mahal harganya itu adalah yang sudah divaksin. Yang ada tag di telinganya,” tegasnya.

Politisi PDI Perjuangan itu menerangkan, sapi yang sehat dan telah di vaksin akan di pasangi sertifikat berupa barcode (QR code) di telinganya. Hal itu dilakukan sebagai upaya mengendalikan penyebaran PMK pada hewan ternak.

“Meski telinga sapi nya bolong tapi tag nya juga harus tetap ada. Ada barcode, nanti ada aplikasinya sendiri,” pungkasnya.(hm/r7)

Loading...

baca juga