D-ONENEWS.COM

Bekerja Sukarela, Mensos Rayakan HUT Tagana dengan Meriah

Dharmasraya, (DOC) – Usai meresmikan jembatan gantung penghubung Kecamatan Koto Salak dan Kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini rayakan HUT Taruna Siaga Bencana (Tagana).

Dalam perayaan tersebut, Mensos yang akrab disapa Risma ini blak-blakan soal tali asih yang diberikan pada para Tagana tiap bulannya. Jika dilihat dari nilai dan kinerja mereka saat adanya bencana, memang dirasa sangat timpang.

“Ada, dia dapet honor, 250 ribu perbulan. Tapi jangan bayangkan. Saya enggak punya duit untuk nambahin, hehehe,” ujar Risma usai mengikuti HUT Tagana ke 19, di halaman Balaikota Dharmasraya, Minggu 28 Mei 2023.

Sebelumnya, besaran honor atau tali asih Tagana hanya 200 ribu rupiah. Mensos Risma berusaha menambahnya sebesar 50 ribu rupiah, meski terbilang tak cukup besar buat mereka.

“Kemarin 200 ribu saya tambahin 50 ribu, kalau kerja mereka udah tanpa hitungan. Jadi itu yang terus terang saya sampai sekarang masih banyak orang-orang seperti itu harus banyak di Indonesia,” terangnya.

Menurut keterangan Risma, Tagana memang tidak dibayar oleh Pemerintah, mereka bekerja dengan sukarela, sehingga tak ada salahnya jika HUT Tagana dirayakan sedemikian rupa.

“Yang mereka dengan sukarela membantu tanpa pamrih, tanpa apapun. Bahkan seringkali mohon maaf saat mereka nolong mereka dimarah-marahin. Karena mereka mungkin panik ya. Saya juga kadang kasian gitu kan. Saya bilang, saya aja yang dimarahin, karena saya tahu betapa beratnya tugas mereka,” ungkapnya.

“Jadi mereka ngitung, misalkan dirikan tenda sekian menit harus jadi, kemudian masak mereka punya jadwal jam berapa, bikin menu. Kemudian macam-macam lah,” imbuhnya.

Meski mendapatkan honor tak cukup besar, namun beberapa Tagana yang pernah membantu Kemensos cukuplah gesit dan terlatih. Bahkan dari mereka tak sedikit bekerja sebagai relawan dan sangat totalitas.

“Saya berharap tagana ini tenaga yang mereka berangkatnya dari hati. Jadi mereka dididik tidak pernah hitung-hitungan. Bahkan seringkali mereka kalau saya misalkan datang satu hari, dua hari. Mereka berhari-hari menyalurkan bantuan,” ucap Risma.

Pernah suatu kali Risma bekerjasama dengan para Tagana yang saat itu membantu tempat yang terkena bencana alam, Risma mengetahui jika orang tersebut belum pulang sama sekali.

“Di Majene, mereka ada tidak pulang dua bulan. Nah lumajang bahkan 7 bulan. Itu mereka kadang kalau ada yang warga membutuhkan, misalkan kasur, itu diserahkan, jadi mereka tidur dibawah. Jadi mereka itu yang luar biasa. Saya berharap tagana terus berangkat dari hati, sehingga kalau mereka bekerja dengan hati maka semua tidak menjadi transaksional,” tandasnya. (ang/fr)

Loading...

baca juga