Wali Kota Eri Cahyadi usai meresmikan berharap Rumah Padat Karya ini di manfaatkan sebaik mungkin untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang di kelola oleh Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Kota Surabaya.
“Pemkot berkomitmen, ketika asetnya di pakai ekonomi kerakyatan, itu harus di gerakkan MBR. Bahkan anak mudanya juga kita jaring untuk mendapatkan pekerjaan dengan menggandeng stakeholder,” ujar Wali Kota Eri Cahyadi.
Komitmen Pemkot Surabaya mengatasi kemiskinan dan pengangguran bukan cuma membangun Rumah Padat Karya saja. Tetapi ke depan juga akan membuat wisata dan peternakan yang juga di manfaatkan oleh MBR. Cak Eri panggilan akrab Wali kota menjelaskan, tempat wisata yang di manfaatkan oleh MBR itu nantinya terintegrasi dengan Rumah Padat Karya.
Salah satunya adalah wisata taman bunga anggrek yang terintegrasi dengan Rumah Padat Karya di Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo. Menurut dia, Rumah Padat Karya itu tidak asal bangun, namun di sesuaikan dengan pasar yang ada di masing-masing wilayah.
“Kita lihat dulu pasarnya, jadi jangan sampai pemkot memanfaatkan lahannya untuk ekonomi kerakyatan tapi tidak sesuai pasarnya. Maka kami selalu berkoordinasi dengan warga, apa yang ingin di kerjakan, jangan sampai warga itu terpaksa,” kata Cak Eri.
Ia juga menyebut, Padat Karya yang di motori oleh MBR itu, bukan hanya cuci motor dan mobil, permak jeans, kuliner dan lain sebagainya. Namun nanti ada bidang pertanian dan peternakan.
Saat meresmikan Rumah Padat Karya eks lokalisasi Sememi, Cak Eri meminta kepada jajaran Kepala PD, camat dan lurah. Ia ingin membuat wisata offroad di kawasan Bangkingan, Kecamatan Lakarsantri.
“Jadi Padat Karya itu bukan hanya berupa wadah seperti ini (di Sambikerep dan Sememi) saja. Ada lahan seluas 9 hektar di Bangkingan itu bisa di buat wisata adventure seperti di Yogyakarta atau Malang. Tolong itu segera di jalankan, sehingga Padat Karya itu tidak hanya seperti ini saja, tapi ada banyak jenisnya,” sebut dia.
Ia juga memohon ke jajarannya dan warga Surabaya untuk mensupport produk UMKM Kota Surabaya. Menurut dia, produk buatan UMKM Surabaya kualitasnya tak kalah dengan produk buatan luar negeri atau pabrikan. Cak Eri mencontohkan, seperti sepatu buatan Surabaya Perkasa (Super) yang ia pakai.
“Ayo jangan malu ketika memakai produk buatan UMKM, saya saja ketika ada tugas ke pemerintah pusat selalu memakai batik dan sepatu buatan UMKM Surabaya. Kulo jamin panjenengan (saya jamin) kalau pakai sepatu atau batik UMKM, pasti tambah ayu, tambah ganteng (semakin cantik dan tampan),” pungkas Cak Eri.(hm/r7)