D-ONENEWS.COM

Debat Pilkada, Kubu MA Anggap Wilayah Kumuh Masih 43,46 Hektare Pertahun 2019

Surabaya,(DOC) – Data statistik yang disampaikan Paslon nomor 1 Eri Cahyadi-Armuji pada debat perdana di Hotel JW Marriot, Rabu(4/11/2020) kemarin malam, masih dianggap kurang akurat oleh kubu Paslon nomer 2 MA-Mujiaman.

Dalam debat tersebut, Paslon nomer 1 menyebut kawasan kumuh di Surabaya sudah berkurang berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Cipta Karya. “Surabaya ini sudah nol kawasan kumuh. Parameter kumuh tidak hanya dari pandangan mata,” ungkap Eri Cahyadi Cawali nomer 1, pada debat perdana.

Namun data ini, dianggap kubu Paslon nomer 2(dua), masih berbanding terbalik dengan laman resmi milik Pemkot Surabaya surabaya.go.id yang memuat informasi ratusan meter persegi wilayah di Surabaya belum bebas dari kumuh per-tahun 2019 lalu. Disebutkan pada tahun itu, bahwa kawasan kumuh di Surabaya mencapai 43,46 hektare (setara 434,600 meter persegi) yang tersebar di 21 kelurahan.

Menurut anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD kota Surabaya, Ibnu Shobir, bahwa secara kasat mata, kekumuhan memang masih banyak dijumpai di Surabaya.

Ia mengaku tak kesulitan menemukan Kawasan kumuh, bahkan di belakang jalan-jalan protokol yang indah. Ibnu Shobir menambahkan, banyak tempat tinggal warga yang tak layak, seperti di Kawasan permukiman Morokrembangan dan Sidotopo. Bahkan, di Pegirian terdapat sejumlah warga yang tinggal di makam lantaran tak punya tempat tinggal. Lebih dari 10 ribu warga tak punya jamban dan membuang hajat di sungai.

”Salah satu program mengatasi kawasan kumuh adalah perbaikan rumah tidak layak huni (Rutilahu),” kata Shobir, Kamis(4/11/2020).

Dengan kondisi ini, dirinya menganggap bahwa masih banyak kawasan kumuh yang tidak tersentuh.

”Data 2019, Pemkot memperbaiki 1.090 rutilahu menggunakan dana APBD.  Pada  2020 juga direncanakan 463 rumah diperbaiki. Itu menunjukkan kawasan kumuh di 2020 belum 0% karena belum tuntas semua terselesaikan,” katanya.

Shobir berharap, pada tahun mendatang, saat kondisi perekonomian sudah rebound dari Covid-19, Pemkot Surabaya bisa lebih perhatian pada penanganan kawasan kumuh. Tempat tinggal yang kumuh, sangat berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental warga yang tinggal di sana. Baik warga dewasa, apalagi anak-anak. (dhi)

Loading...

baca juga