Surabaya,(DOC) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menggelar rapat koordinasi dengan para ulama untuk membahas soal kemungkinan penyebaran COVID-19 di tempat – tempat ibadah.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Jatim menghimbau agar para takmir dan pengurus masjid untuk melakukan 5 langkah, sebelum menggelar sholat berjamaah, utamanya sholat Jumat.
“Sebelum ibadah, masjid harus dilakukan penyemprotan disinfektan, setiap jemaah dipastikan menggunakan hand sanitizer, tidak menggunakan karpet masjid sebagai alas, setiap jemaah mengenakan masker atau penutup hidung dan pengecekkan suhu badan kepada setiap jemaah. Itu lima langkah yang harus dilaksanakan sebagai protap masjid sebelum menggelar sholat berjamaah,” ungkap Gubernur Khofifah, Jumat(20/3/2020).
Gubernur menegaskan, bahwa lima langkah ini merupakan protap yang wajib dilakukan bagi takmir atau pengurus masjid se Jatim, agar penyebaran COVID-19 bisa diantisipasi.
“Keputusan ini juga sudah disepakati oleh para ulama se Jatim dalam rapat koordinasi tadi,” tandasnya.
Hadir pada rapat koordinasi tersebut, para ulama dari Bumi Jawa Timur, Dewan Masjid, PWNU Jatim, PW Muhammadiyah Jatim, Perwakilan masjid Al Akbar dan Masjid Al Falah Surabaya.
“Saya imbau lagi agar masyarakat selalu hidup sehat, agar terhindar dari wabah COVID-19,” pungkas Khofifah.
Terpisah, aktivitas sholat Jumat berjamaah di Masjid Ampel Surabaya tetap berjalan, meski harus mematuhi anjuran dari pemerintah.
Menurut Takmir Masjid Sunan Ampel Surabaya, Zeid Muhammad, karpet masjid atau sajadah sudah tidak pakai lagi saat melaksanakan sholat Jumat. Begitu juga dengan lantai masjid yang sudah disemprot disinfektan sebelum digunakan jemaah untuk sholat Jumat.
“MUI(Majelis Ulama Indonesia,red) memang menggeluarkan fatwa Nomer 14/2020 tentang imbauan ke masyarakat untuk melaksanakan sholat berjamaah di Masjid atau Musholla karena COVID-19. Tapi di Masjid Sunan Ampel tetap menggelar sholat Jumat berjamaah dengan langkah-langkah antisipasi,” ungkap pria yang akrab disapa Gus Zein ini.
Ia mengakui jemaah sholat Jumat di masjid Sunan Ampel tidak seramai pada hari normal. Hal ini akibat menurunnya jumlah wisatawan yang berziarah ke makam Sunan Ampel, terlebih Surabaya masuk daerah pandemi COVID-19.
“Kalau gak pakai karpet membersihkan masjid lebih mudah. Aktivitas keagamaan seperti istigozah akan tetap dibuka di Ampel,” pungkasnya.
Sejumlah jemaah sholat Jumat di masjid Sunan Ampel mengaku tak kuatir dengan penularan COVID-19. Mereka berasal dari Surabaya dan Madura.
“Ya tahu ada wabah COVID-19, tapi tetap dijalani saja.,” ungkap salah jemaah asal Surabaya.(div)