Surabaya, (DOC) -Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) bersama beberapa rektor institut seni dan tokoh seniman mengadakan pertemuan di Surabaya untuk membahas pengembangan seni dan budaya di Ibu Kota Nusantara pada Jumat sore.
Suwito, Direktur Pelayanan Dasar OIKN, menjelaskan bahwa salah satu topik dalam pertemuan tersebut adalah pembentukan kolegium pendidikan seni dan budaya di Ibu Kota Nusantara. Ini akan memungkinkan kegiatan seperti penelitian dan pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan seni dan budaya di Ibu Kota Nusantara.
Selain itu, OIKN juga berkomitmen untuk memenuhi fasilitas dan sarana pendidikan seni dengan membangun gedung pertunjukan, sekolah, dan perguruan tinggi di wilayah Ibu Kota Nusantara.
Pentingnya konsep pengembangan seni dan budaya dibahas secara mendalam melibatkan berbagai pihak, karena pembentukan komunitas seni dan budaya memerlukan lebih dari sekadar bangunan, tetapi juga nilai-nilai yang melekat pada budaya dan seni.
Pertemuan ini melibatkan beberapa institut seni seperti Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), Institut Seni Indonesia (ISI), Institut Kesenian Jakarta (IKJ), dan Sekolah Tinggi Ilmu Wilwatikta (STKW).
Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Sn, menyampaikan empat usulan, termasuk pembentukan kolegium seni untuk Ibu Kota Nusantara, pengembangan komunitas seni, pembangunan talenta dan inovasi, perguruan tinggi seni, dan pendirian sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk mendukung pengembangan seni di IKN.
Seniman Butet Kertaradjasa juga menyoroti pentingnya pengembangan budaya seiring dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara, terutama karena akan dihuni oleh masyarakat dengan latar belakang yang beragam.
Selain itu, pembicaraan ini juga menyoroti pentingnya seni dan budaya lokal sebagai penguat bagi bangsa Indonesia, dengan harapan akan muncul kebudayaan baru yang beragam dan kaya.
Semua upaya ini diarahkan untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi masyarakat Ibu Kota Nusantara yang hidup butuh seni dan budaya. (r6)