D-ONENEWS.COM

Ketua BK Akan Panggil Anggota FPSI Soal Buang Draft RAPBD Diskominfo

Foto: Ketua BK DPRD Surabaya, Badru Tamam

Surabaya,(DOC) – Badan Kehormatan (BK) DPRD kota Surabaya segera memanggil Anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (FPSI) Alfian Limardi terkait sikapnya yang membuat draft RAPBD 2020 milik Dinas Kominfo Surabaya, saat hearing di Komisi B, Senin(4/11/2019) lalu.

Ketua BK, Badru Tamam mengatakan, pemanggilan itu untuk mengklarifikasi sikap anggota FPSI terhadap pembuangan draft RAPBD milik Dinas Kominfo.

“Ya istilahnya kami akan bertemu dengan mas Alfian untuk meminta klarifikasi peristiwa tersebut. Kalau bisa ya minggu ini kita agendakan,” kata Badru Tamam di ruangannya, Kamis(7/11/2019) pagi.

Badru Tamam menambahkan, sikap BK nanti baru akan ditentukan setelah menggelar rapat internal yang membahas soal tindakan Alfian Limardi.

“Nantinya setelah pertemuan dengan mas Alfian baru memutuskan kira-kira keputusan apa yang akan di berikan. Kita bahas di internal BK dulu,” jelas anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa(FPKB) ini.

Ia menengarai, aksi buang draft RAPBD yang dilakukan oleh Alfian, diduga karena tidak puas dengan isi kegiatan yang dilaporkan oleh Dinas Kominfo Kota Surabaya.

“Makanya nanti kita klarifikasi apakah ini bentuk kemarahan, ketegasan, atau sikap tidak puas saat pembahasan RAPBD. Saya kira kejadiannya tidak direncanakan,” tandasnya.

Sebelumnya, sikap politis PSI Alfian Limardi sempat mendapat perhatian dari Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwiyono. Politisi PDIP yang akrab disapa Awi ini menyebut anggota dewan mestinya bertindak sopan dalam menyampaikan pendapat atau tanggapan.

“Dalam Tatib DPRD Surabaya sudah diatur, seorang anggota dewan dalam menyampaikan pendapatnya harus sopan dan tertib,” kata Adi Sutarwijono, Rabu(6/11/2019) lalu.

Ketua dewan yang biasa disapa Awi ini mengatakan, bisa saja anggota dewan kritis, namun tetap berada di tatanan.

“Dia memang harus kritis, tapi bukan berarti boleh marah-marah sekenanya. Tetap ada tatanannya. Ada aturannya,” ujarnya.

Awi yang juga Ketua DPC PDIP Surabaya ini menambahkan, sikap kritis terletak pada keterampilan berargumen, substansi yang diajukan, penyampaian data-data yang mendukung atau tafsir berbeda atas data-data.

“Kalau diajukan dengan logika yang kuat, maka siapapun yang mendengar akan tercerahkan. Tidak ada tendensi menyerang pribadi. Ibarat oase, siapapun bisa minum dari sumber yang bening dan menyegarkan,” pungkasnya.(robby)

Loading...

baca juga