D-ONENEWS.COM

Komisi B Dorong Pemkot Cermat dalam Memilih Calon Direksi BUMD, Alfian Limardi: Harus Transformatif dan Visioner

Surabaya, (DOC) – Sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Surabaya saat ini sedang terjadi kekosongan direksi. Sementara ini posisi-posisi strategis tersebut dijalankan oleh pelaksana tugas (plt).

Kewenangan dan kompetensi seorang plt tentu terbatas sehingga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Tak hera, jika beberapa BUMD gagal memenuhi target pendapatan, bahkan cenderung rugi.

Untuk itu, anggota Komisi B DPRD Surabaya, Alfian Limardi mendorong agar Pemkot Surabaya cermat dalam memilih calon direksi BUMD agar kinerja perusahaan plat merah tersebut dapat terdongkrak.

“BUMD Surabaya perlu sosok transformatif dan visioner agar bisa melakukan gebrakan. Manajemen internal perlu direformasi dan inovasi perlu dikembangkan. Tahun lalu banyak target pendapatan yang tidak tercapai. Pandemi Covid-19 dan kondisi normal baru ini menjadi tantangan besar. Tidak bisa kerja hanya bisnis as usual saja”, ucap Alfian, Kamis(24/6/2021)

Berdasarkan catatan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2020 lalu, target pendapatan dari BUMD tidak tercapai. Ada yang tidak memberikan kontribusi pendapatan sama sekali, bahkan tidak sedikit yang mengalami kerugian. Laporan keuangannya juga masih ada yang tersendat dan mandeg diproses pengesahan. Kondisi ini memberikan gambaran betapa pentingnya nya transformasi di BUMD Kota Surabaya.

“Fokus kinerja kita tahun ini dan tahun depan adalah pemulihan ekonomi. BUMD punya peranan besar dalam menstimulasi pergerakan perekonomian di Surabaya, khususnya untuk membantu pengembangan UMKM. Kunci dari perubahan perusahaan tentu ada di direksinya. Saya berharap rekrutmen nanti harus bisa menjaring talenta yang ulet, tangguh, dan cepat beradaptasi dengan situasi yang ada” tegas Alfian.

Lebih jauh, Alfian yang merupakan politisi muda dari Fraksi PSI mengingatkan, bahwa saat ini dunia sedang berada dalam kondisi VUCA, penuh dengan volatilitas (volatility), ketidakpastian (uncertainty), kompleksitas (complexity), dan ambiguitas (ambiguity) yang tinggi.

Pandemi Covid-19 menjadi contoh nyata betapa cepatnya dunia berubah hingga memaksa manusia masuk ke dalam normal baru. Disrupsi ini harus direspons oleh pelaku usaha, termasuk BUMD, agar bisa tetap eksis.

“Penunjukan direksi yang tepat sangat menentukan keberhasilan BUMD kedepan, ” tegas dia.(dhi/r7)

Loading...

baca juga