D-ONENEWS.COM

Komisi B Minta Pemkot Surabaya Genjot Program Padat Karya Urban Farming

foto ilustrasiSurabaya,(DOC) – Di tengah pembahasan pemulihan ekonomi Kota Surabaya akibat Covid-19, anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Alfian Limardi, minta agar Pemkot Surabaya menggenjot program-program pembangunan yang bersifat padat karya.

Kenapa demikian? Menurut Alfian, melalui program padat karya, warga Surabaya yang menganggur atau setengah menganggur akibat pandemi Covid-19 dapat dilibatkan dalam kerja pembangunan.
Sektor pertanian menjadi tepat untuk pemulihan ekonomi karena mampu menyerap tenaga kerja.

Pada masa pandemi, secara nasional sektor ini lah yang mampu bertahan bahkan tumbuh. Sayangnya, pertumbuhan pada sektor pertanian di Surabaya mengalami penurunan. Bahkan beberapa produk pertanian mengalami inflasi seperti gurame, melon, jeruk, semangka, cabe merah, ayam, dan mangga.

Di samping itu, lanjut politisi Partai Solidaritas Indonesi (PSI) ini, realisasi belanja 2020 hanya sebesar 31 persen belanja aset pengadaan hewan, ternak dan tanaman.

“Saya minta agar Pemkot Surabaya menunjukkan komitmen pemulihan ekonomi dengan mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan, serta mewujudkan Kota Surabaya Green City melalui sektor pertanian yakni urban farming”, ujar Alfian, Sabtu(14/8/2021).

Dia mengatakan, pada masa pandemi Covid-19 masyarakat berupaya untuk meningkatkan imunitas melalui konsumsi sayur dan buah-buahan. Akibatnya, permintaan dari sektor pertanian seperti sayur, ikan, dan buah-buahan pun meningkat.

“Pada program pemulihan ekonomi melalui urban farming, nantinya para pekerja akan mendapatkan modal berupa bibit sayur dan tanaman obat, serta alat-alat pertanian. Bibit di sini tidak hanya tanaman, tapi juga diberikan bibit ikan seperti lele, nila, gurame. Pemkot juga didorong untuk menginventarisasi aset-aset pemkot yang dapat digunakan sebagai urban farming, ” ungkap Alfian.

Pada awal program, lanjut dia, para petani juga akan mendapat upah hingga menjelang panen perdana. Upah ini diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan daya beli masyarakat.

“Kendala dari sektor pertanian biasanya pemasaran. Agar berkesinambungan, hasil panen nantinya dipasarkan ke para pelaku UMKM yang memasok program permakanan. Jika berlebih, hasil panen dapat dipasarkan dengan mengoptimalkan layanan digital milik pemerintah yakni e-Peken. Jadi program urban farming ini bisa jangka panjang, tidak hanya untuk masa pandemi saja,” tandas Alfian.

Merujuk data BPS bahwa angka pengangguran di Surabaya meningkat 9 persen pada masa pandemi Covid-19. Para pekerja informal dan masyarakat miskin yang paling terdampak pandemi Covid-19.(r7/dhi)

Loading...

baca juga