Surabaya,(DOC) – Pemerintah Daerah (Pemda) seluruh Indonesia di dorong Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk meningkatkan sosialisasi pemahaman Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio. Supaya tak terjadi penolakan dari masyarakat.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menyatakan, dorongan ini menindaklanjuti kejadian penolakan segelintir orang tua di Semarang, Jawa Tengah. Mereka menolak anaknya di suntik vaksin polio.
“Kami memasifkan edukasi melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) dan terjun langsung lewat kader kesehatan. Kami menjalin kerja sama,” kata Siti Nadia Tarmizi kepada wartawan. Dalam agenda media briefing di Gedung ASEEC, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, Kamis(18/1/2024).
Siti Nadia menegaskan bahwa salah satu aspek yang perlu di perkuat adalah literasi kesehatan. Yakni, terkait bahaya penyakit polio.
Karena itu, setiap pelaksanaan Sub PIN Polio harus di ikuti dengan pemberian pemahaman imunisasi kepada para orang tua. Upaya ini sebagai bentuk pencegahan dini beragam kemungkinan yang terjadi.
“Yang pasti terkait hal ini kita kerja sama. Dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah dan Dinkes Kota Semarang untuk mengedukasi masyarakat. Menjelaskan tentang manfaat Sub Pin Polio ini,” ujarnya.
Pihaknya menduga alasan penolakan vaksinasi polio lantaran segelintir orang tua menganggap bahwa kasus Polio tidak di temukan di Semarang. Melainkan terjadi di Klaten.
Padahal, kata dia, pelaksanaan Sub PIN Polio merupakan respons pemerintah. Guna mencegah kejadian serupa di daerah lain yang masih berada di satu wilayah provinsi.
“Mobilitas tidak menutup kemungkinan orang dari Klaten pergi ke Semarang atau orang Semarang berkunjung ke Klaten. Oleh karena itu, kami memastikan pencegahannya. Sama seperti pelaksanaan di Surabaya, maka daerah lainnya di Jawa Timur juga melakukan Sub Pin Polio,” katanya.
Siti Nadia optimis dengan pola edukasi yang merata, maka kesadaran orang tua untuk mengikutsertakan anaknya pada program Sub PIN Polio bisa tumbuh.
“Pencapaian imunisasi polio pada saat Sub PIN dua putaran harus mencapai 95 persen. Ini masih hari ketiga, masih ada tahapan sekitar empat hari lagi untuk mengedukasi dan imunisasi kejar setelah Sub Pin Polio satu minggu. Nanti ada masa, kami melakukan lebih intensif, khusus untuk kelompok-kelompok yang masih menolak,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur, dr Erwin Astha Triyono menyatakan, siap menjalankan arahan Kemenkes untuk meningkatkan sosialisasi imunisasi polio.
“Kami melakukan yang terbaik untuk masyarakat, sehingga bisa secara maksimal menyampaikan manfaat dan dampaknya,” kata dr Erwin di tempat yang sama.
Erwin menambahkan, capaian imunisasi polio di Jawa Timur saat ini sudah berada di angka 65,3 persen. Capaian tersebut telah menyasar 2.108.537 anak dari total target keseluruhan 4.437.679 anak. “Jawa Timur sudah 65,3 persen dan Surabaya 94 persen per-hari ini,Kamis(18/1/2024),” tutupnya.(r6/r7)