Surabaya,(DOC) – Program Dandan Omah atau Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah memberikan banyak manfaat kepada warga tidak mampu. Salah satunya rumah milik Wiwik Mardiani warga Bulak Banteng Lor 1 No. 32, Kecamatan Kenjeran, Surabaya.
Wiwik sangat bersyukur dan terbantu dengan adanya program Dandan Omah Rutilahu.
Rumahnya kini sudah tidak lagi memprihatinkan setelah di renovasi selama 20 hari.
“Di bongkar total karena sudah tidak layak, termasuk temboknya. Alhamdulillah sudah di bantu. Lantainya juga sudah di keramik dan tembok sudah di cat,” kata Wiwik, Minggu (17/6/2022).
Wiwik mengaku, prosesnya mulai survey hingga rumah jadi di permudah. Bahkan, ketika rumahnya di bongkar ia dapat fasilitas tinggal sementra di Kantor Kelurahan Bulak Banteng oleh lurah setempat.
“Sama Pak Lurah itu sering di jenguk. Di pantau juga progresnya. Pak Lurah juga perhatian sama warganya, memfasilitasi kami tempat tinggal sementara di Kantor Kelurahan sampai rumah jadi. Kalau kos uang dari mana?,” ungkap Wiwik.
Ia menambahkan, rencananya pada Selasa (19/7/2022) mendatang mulai boyongan menempati rumah barunya yang telah selesai dilakukan perbaikan. Tak lupa dia juga berterima kasih kepada Pemkot Surabaya, khususnya Wali Kota Eri Cahyadi telah memperhatikan warganya yang kesusahan.
“Matur nuwun Bapak Wali Kota (Eri Cahyadi), juga Pak Lurah (Dedy Purwito) dan warga sekitar yang sudah peduli dengan kondisi saya. Alhamdulillah semua lancar dan di permudah,” imbuhnya.
Bukan hanya Wiwik yang merasakan program Dandan Omah Rutilahu. Warga lainnya, Samidin juga mendapat perhatian dari Pemkot Surabaya. Anak menantu Samidin, Krisdianto mengatakan, program rutilahu itu sangat membantu keluarganya karena kondisi rumah yang di tinggali oleh Ayah mertuanya itu sudah tak layak huni.
Krisdianto mengaku, atap rumah mertuanya sudah hampir roboh. Ia khawatir rumah Jalan Kupang Segunting 5 No 4 Kelurahan DR. Soetomo, Kecamatan Tegalsari itu akan mencelakai keluarga dan orang tua istrinya.
“Atapnya sudah hampir roboh. Alahamdulillah perbaikan dari Pemkot, sekarang kondisi rumah sudah layak huni,” katanya.
Saat ini, rumah mertuanya itu kondisinya tinggal 50 persen perbaikan sejak 12 hari lalu. Ia turut mengucapkan terima kasih kepada lurah dan camat setempat.
“Saya berharap dengan rumah barunya. Bapak mertua saya tidak khawatir lagi dan ke depannya bisa hidup lebih sehat dan bersih. Semoga juga rejekinya semakin lagi,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Surabaya, Irvan Wahyudradjad mengatakan, Pemkot Surabaya terus menggeber program Dandan Omah Rutilahu di tahun 2022. Total anggaran saat ini, DPRKPP di targetkan menyasar 900 unit Rutilahu. Sedangkan rumah yang masih proses pengerjaan ada 289 unit.
Selain itu, Irvan menyampaikan, Rutilahu yang sudah selesai di kerjakan saat ini totalnya mencapai 334 unit. sementara yang masih proses verifikasi ada 277 unit.
Ia menambahkan, permintaan Rutilahu melalui aplikasi e-Rutilahu ada 4.429 rumah.
āKarena permintaannya cukup besar dan tidak mungkin kami selesaikan sendirian dengan kekuatan APBD. Maka kami juga menggandeng berbagai stakeholder untuk memenuhi permintaan itu. di antaranya perusahaan-perusahaan melalui CSR-nya, para pengembang dan juga melalui Baznas Kota Surabaya,ā kata Irvan.
Ia bersyukur karena berbagai stakeholder itu sudah banyak membantu perbaikan rumah warga dan dapat mengurangi permintaan program Rutilahu itu. Apalagi, program ini juga menjadi salah satu program utama Baznas Surabaya, sehingga sudah banyak yang dibantu Baznas untuk memperbaiki rumah warga.
Irvan menambahkan, bahwa ada perbedaan dalam program Rutilahu yang dilakukan oleh DPRKPP yang menggunakan kekuatan APBD Surabaya dengan program Bedah Rumah yang dilakukan oleh Baznas Surabaya. Kalau program Rutilahu DPRKPP persyaratannya sudah ditentukan. Yaitu penerima manfaat harus merupakan warga MBR dan belum sama sekali tersentuh Rutilahu. Selain itu, rumah atau lahan yang akan di bedah itu merupakan hak milik penerima manfaat yang lengkap dengan surat-suratnya serta jelas batas-batasnya.
āJadi, usulan yang masuk ke aplikasi e-Rutilahu itu kita verifikasi mana yang memenuhi persyaratan dan mana yang tidak. Bagi rumah warga yang tidak memenuhi persyaratan karena tidak lengkap surat-suratnya, tapi itu memang layak mendapatkan program bedah rumah, maka di usulkan untuk di bantu Baznas Surabaya atau stakeholder lainnya. Sehingga semua permintaan itu kita coba fasilitasi,ā pungkasnya.(hm/r7)