D-ONENEWS.COM

Tren Pasien Sembuh dari Covid-19 di Surabaya Meningkat, Hari Ini 95 Orang dan Total 742 Orang

foto: Orang Tanpa Gejala (OTG) yang menjalani masa karantina di hotel Asrama Haji dipulangkan setelah dinyatakan sembuh

Surabaya,(DOC) – Jumlah pasien Covid-19 diwilayah kota Surabaya terus mengalami tren peningkatan. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, total pasien  sembuh dari Covid-19 sampai Jumat(5/6/2020) hari ini, telah mencapai 724 orang.

Kabar baik ini, tak lepas dari upaya masif yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona. Terlebih adanya dukungan mobil Polymerase Chain Reaction (PCR) yang menjadi salah satu faktor peningkatan kesembuhan pasien Covid-19.

Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita, menyatakan, hari ini terdapat 132 pasien confirm Covid-19 yang dinyatakan sembuh dan telah dipulangkan.

Mereka terdiri dari 95 orang yang sebelumnya menjalani karantina di Hotel Asrama Haji dan 37 orang dirawat di Rumah Sakit Husada Utama.

“Hari ini ada 132 orang yang sembuh, terdiri dari Asrama Haji 95 dan RS Husada Utama 37 orang. Kalau kemarin yang sembuh dan dipulangkan itu ada 70 orang, dari Asrama Haji saja,” kata Feny sapaan akrabnya, Jumat(5/6/2020).

Ia membenarkan, bahwa tren peningkatan kesembuhan pasien Covid-19 di Surabaya yang cukup signifikan ini, salah satunya karena dukungan mobil PCR. Dengan dukungan tersebut, membuat proses diagnosa pasien menjadi lebih cepat. “Kalau total hingga saat ini ada 742 orang yang sudah sembuh,” tambahnya.

Feny menjelaskan, tren tingkat kesembuhan pasien yang menjalani karantina di Hotel Asrama Haji terjadi sejak Selasa(2/6/2020) lalu, yakni terdapat 32 orang dinyatakan sembuh dan dipulangkan. Kemudian, berlanjut pada Kamis(4/6/2020) kemarin yang terdapat 70 orang pasien sembuh.

“Sementara hari ini ada 95 orang. Mudah mudahan ke depan makin tinggi tingkat kesembuhannya,” harapnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya ini juga mengungkapkan, selain keberadaan mobil PCR, faktor pendukung lainnya yang membuat tren peningkatan pasien sembuh saat menjalani masa karantina di hotel Asrama Haji, yaitu dukungan moril para petugas sehingga membuat warga merasa gembira.

“Kalau di Asrama Haji itu positif tapi OTG (orang tanpa gejala), mereka gembira imunnya naik, kemudian kita berikan vitamin. Kemudian makannya juga kita pantau, dan mereka juga olahraga berjemur,” ungkapnya.

Pasien yang dinyatakan sembuh dan dipulangkan dari Hotel Asrama Haji ini sebelumnya telah menjalani pemeriksaan swab sebanyak dua kali. Meski sebelumnya pemkot sempat mengalami kendala karena kurangnya alat swab, namun tidak untuk sekarang.

“Memang swab kemarin sempat tertunda, jadi kita lakukan swab ulang. Tapi sekarang bisa cepat, karena kemarin terhambat karena labnya lama kemudian antre, kalau sekarang bisa cepat,” terangnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berpesan kepada seluruh pasien yang telah sembuh dan warga agar tetap menerapkan protokol kesehatan. Selama kondisi pandemi belum dinyatakan aman dengan sempurna, warga harus rajin mencuci tangan, saling menjaga jarak dan menggunakan masker.

“Bahkan mungkin nanti ke depan saya minta protokol seperti ini. Selalu cuci tangan dan menggunakan masker kalau mereka keluar. Karena itulah cara satu-satunya kita menjaga kesehatan kita pada saat seperti ini,” kata Wali Kota Risma.

Di samping itu, ia juga mengimbau kepada semuanya agar tidak lengah dan lalai dalam kondisi saat ini. Sebab, siapapun dan kapanpun bisa terkena penyakit itu. “Karena itu saya tidak mau warga lengah meskipun mereka sudah dinyatakan sembuh oleh dokter,” tuturnya.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga mengaku senang. Sebab, angka pasien sembuh di Kota Pahlawan trennya terus mengalami peningkatan. Hal ini tak lepas dari masifnya upaya yang dilakukan Pemkot Surabaya, serta adanya dukungan mobil PCR.

“Nanti kita akan tinggi terus ini kesembuhan, karena kemarin kan kita tertahan karena tidak punya alat. Jadi warga yang sudah mestinya harus swab yang kedua itu tertunda karena tidak punya alat. Dengan alat ini maka percepatan itu bisa kelihatan,” pungkasnya.(robby/hm)

Loading...

baca juga