Surabaya, (DOC) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bekerja sama dengan United Nations Children’s Fund (UNICEF) menggelar kunjungan lapangan terkait program Wash (Water, Sanitation and Hygiene). Kunjungan ini berlangsung di Rumah Lokus Balai RW 03/RT 08, Jalan Kedung Tarukan V No. 7A, Surabaya, pada Selasa (30/7/2024). UNICEF hadir untuk memastikan bahwa Kota Surabaya telah berhasil mencapai status bebas buang air besar sembarangan (ODF) 100 persen.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Kartika Sri Redjeki, menyampaikan bahwa setelah pencapaian pilar pertama dalam program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yaitu 100 persen ODF, pemerintah kota akan beralih ke pilar kedua dan ketiga. Pilar kedua dan ketiga mencakup praktik mencuci tangan dengan sabun serta pengamanan makanan dan air minum.
“Program STBM terdiri dari lima pilar yang harus di penuhi. Pilar pertama, yakni ODF, telah tercapai. Tahun ini, kami akan di nilai oleh tim pusat terkait pilar kedua dan ketiga,” ujar Kartika pada Rabu (31/7/2024).
Penyelesaian Bertahap
Setelah pilar pertama, kedua, dan ketiga terpenuhi serta di nilai, Pemkot Surabaya akan fokus pada penanganan pilar keempat dan kelima pada tahun 2025. Pilar tersebut mencakup pemilahan sampah dan pengelolaan limbah cair rumah tangga.
“Ini termasuk pengelolaan air mandi, air bekas memasak, dan limbah domestik lainnya. Dalam hal ini, jajaran pemkot akan bekerja sama dan berbagi peran,” tambah Kartika.
Kepala Perwakilan UNICEF Pulau Jawa, Arie Rukmantara, juga mengapresiasi kerja keras Pemkot Surabaya dalam mencapai 100 persen ODF dalam waktu yang relatif singkat. Menurutnya, keberhasilan ini tidak lepas dari kerja sama tim koalisi Wash yang terdiri dari berbagai pihak, termasuk Baznas Surabaya, jajaran OPD, dan para stakeholder di Surabaya.
“Koalisi Wash berhasil mempercepat pencapaian ODF 100 persen di Surabaya hanya dalam beberapa bulan. Hal ini menunjukkan kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak terkait,” ungkap Arie.
Arie berharap keberhasilan tim koalisi Wash dalam mencapai ODF dapat dilanjutkan ke aspek manajemen lingkungan lainnya di Kota Surabaya, seperti pengelolaan sanitasi dan pengelolaan sampah.
“Manajemen sanitasi bertujuan untuk memastikan bahwa pengelolaan limbah tinja tidak menjadi sumber pencemaran lingkungan berikutnya,” tutupnya. (r6)