Surabaya,(DOC) – Peringatan Hari Ibu tanggal 22 Desember, di peringati oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dengan menggelar upacara bendera di halaman Balai Kota, Kamis(22/12/2022) pagi.
Upacara PHI ke-49 ini, di pimpin oleh Wakil Wali Kota (Wawali) Surabaya Armuji (Cak Ji) menggantikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang tengah mengikuti acara lain.
Seluruh peserta upacara di dominasi oleh srikandi di lingkungan Pemkot Surabaya, termasuk para petugas upacara yang secara keseluruhan kaum perempuan. Komandan Upacara yakni ibu Camat Wonokromo, Maria Agustin Yuristina.
Dalam kegiatan itu, Wawali Armuji membacakan sambutan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).
Saat hendak mengakhiri sambutan, tiba-tiba Cak Dji menyampaikan kenangannnya kepada perjuangan seorang ibu. Ia adalah perempuan pertama yang menjabat sebagai Wali Kota Surabaya dua periode, yakni Ibu Tri Rismaharini. Menurut politisi PDI Perjuangan Surabaya ini, bahwa di atas mimbar itu teringat dan terngiang-ngiang perjuangan Bu Risma (Tri Rismaharini, Menteri Sosial RI).
“Di atas mimbar ini, tiba-tiba saya terngiang-ngiang dengan perjuangan seorang ibu. Seorang perempuan pertama yang menjadi Wali Kota Surabaya, yaitu Bu Risma. Ini sebagai contoh bahwa ibu, seorang perempuan mampu memimpin kota ini. Mempelopori kota ini dengan baik,” ucap Cak Ji.
Baginya, sosok Tri Risma bukanlah seorang politisi. Namun, bu Risma adalah manusia politik. Cak Dji-pun menjelaskan perbedaan antara politisi dengan manusia politik.
“Kalau politisi mungkin dia hanya bermimpi mencari kekuasaan saja. Tapi kalau manusia politik mereka mempunyai lima kriteria,” tegas Cak Dji.
Pertama, sambungnya, memiliki ide dan gagasan yang mana sosok Risma sudah banyak menciptakan ide dan gagasannya untuk Surabaya. Baik secara tertulis maupun secara lisan, yang di sampaikan kepada warga Kota Surabaya.
Kedua, dekat dengan rakyatnya, yang mana pada saat memimpin Surabaya dia sangat dekat dengan rakyatnya. Mau mendengar, melihat dan terjun langsung bersama rakyatnya meskipun di terik matahari, sehingga dia berkeringat bersama rakyatnya.
Ketiga, ia mampu meng-organisir di wilayah yang dia pimpin. Keempat, impian untuk mencapai kekuasaan. Itulah sosok Risma yang bisa mengeksekusi apa yang menjadi permasalahan di Kota Surabaya.
Kelima, Bu Risma mampu be-retorika dengan gaya dan stylenya. “Itulah Bu Risma. Selamat hari ibu, Ibu Risma,” katanya.
Selain itu, tujuan peringatan Hari Ibu ini, lanjut Armudji, juga mengingatkan semua pihak tentang kesataraan gender antara kaum laki-laki dan kaum perempuan, termasuk di pemerintahan maupun di politik.
Bagi dia, kesetaraan gender ini benar-benar terwujud dengan baik ketika perempuan itu benar-benar ikut aktif mengambil peran. “Dengan adanya Hari Ibu dan semangat perjuangan RA Kartini, maka jangan sampai membuat kaum perempuan Surabaya minder dan jangan sampai tidak mau ikut berbagai kegiatan,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa sosok kepemimpinan Risma di Surabaya sudah menunjukkan bahwa emansipasi wanita di Kota Surabaya sudah berjalan, dan peran perempuan sudah sama dengan laki-laki. Bahkan, beberapa lurah, camat dan Kepala Perangkat Daerah (PD) di lingkungan Pemkot Surabaya sudah banyak yang di pimpin oleh perempuan.
“Makanya, kita akan terus mendorong supaya kaum perempuan atau ibu-ibu di Surabaya untuk mengambil perannya masing-masing di bidangnya masing-masing. Hal ini penting untuk menunjukkan jati dirinya,” katanya.
Sementara itu, Camat Wonokromo Maria Agustin Yuristina yang menjadi Komandan Upacara dalam peringatan Hari Ibu itu mengaku bangga sekaligus deg-degan karena dia khawatir bisa merusak sakralnya upacara tersebut. Namun, ia pun mengaku senang ketika upacara itu berjalan lancar dan dia pun menjalankan tugasnya dengan sukses.
“Tentu bangga dan deg-degan tadi, karena memang baru kemarin kita latihan dan alhamdulillah lancar. Hari ibu yang terpenting adalah menjadi ibu yang terbaik di dalam rumah kita. Setelah itu, baru kita harus mengingat bahwa kita ini adalah menjadi ibu bagi warga Kota Surabaya, sehingga kita harus menjalankan peran ibu tersebut,” pungkasnya. (r7)