D-ONENEWS.COM

Diduga Tak Sesuai, Supadi Dapat Pengembalian Batako Program Bedah Rumah

Lumajang,(DOC) – Usai adanya pemberitaan terkait program bedah rumah di Desa Jatirejo, Kecamatan Kunir dinilai tidak sesuai.

Namun saat ini ada sejumlah batoko yang ditumpuk didepan rumah Supadi (68) warga Dusun Jatisari, Desa Jatirejo, Kecamatan Kunir.

Supadi merupakan salah satu penerima bedah rumah, dan beberapa waktu lalu rumahnya yang dibedah telah dinyatakan selesai penggarapannya, walaupun dirasa hasilnya menuai tanda tanya.

Nurhayati (52) anak Supadi ketika ditemui sejumlah awak media mengatakan, batako tiba-tiba datang diantarkan oleh tukang yang sebelumnya bekerja menggarap rumah bapak. Tukang tersebut datang tanpa permisi.

“”Itu kemarin dikembalikan sama tukang. Tapi tidak bilang – bilang ngembalikan, tidak bilang sama saya ya tidak bilang sama bapak saya. Langsung ditaruh, datangnya tidak permisi, pulangnya tidak permisi,” ucapnya.

Menurutnya, ada empat tukang yang sebelumnya menggarap rumah Supadi (Bapaknya) dan bekerja selama 8 hari.

Lebih lanjut dia menceritakan, dirinya turut mendampingi Supadi dirumahnya menemui petugas dari Kecamatan dan Kabupaten, bahkan tim pelaksana dari staf Desa yakni Siti. Dimana siti yang sebelumnya disebut dalam pemberitaan.

“Ya saya liat Bu Siti ditanya sama orang Kecamatan, Batako dapat berapa?, Bu Siti jawab 500 biji. Ditanya lagi apa ada sisa?, lalu Bu Siti jawab ada dibawa tukang, gitu,” imbuhnya, sambil melirik ke arah tumpukan batako, yang diantar tukang ditaruh didepan rumah bapaknya itu.

Bahkan dari Lumajang juga bilang ke Bu Siti, agar dijumlah. Tapi itu tidak dijumlah semua sama Bu Siti.

“Saya tidak dengar jumlahnya berapa (belanja keseluruhan). Saya hanya dengar depan ini (teras), habis 2 juta lebih lah, lain – lainnya cuma di cek beli ini, beli ini, tapi jumlahnya berapa tidak tau,” tukas Nur.

Sempat juga kata Nur Hayati, Siti mengaku jika pihaknya membeli bambu dalam perbaikan rumah Supadi. Namun saat itu juga, dibantah oleh Nur Hayati. Kata dia, Siti selaku pelaksana tidak beli bambu melainkan bambu itu, menebang milik Supadi.

“Saya jawab langsung. Itu bambu tidak beli. Itu punya saya sendiri, yang depan itu punya saya sendiri. Cagak satu dibawa, ini kan cagaknya tiga, cuma dua kan, ya dibawa itu satu (tiang penyangga teras),” tukasnya.

Jika di kalkukasi, Nur Hayati menaksir, dari anggaran 10 juta, itu tidak terealisasi sepenuhnya.

Sebelumnya. ketika ditemui awak media Siti Rokayah, tim pelaksana bedah rumah di Desa Jatirejo meyakini, jika pihaknya sudah bekerja sesuai dengan prosedur yang ada.

“Kalau anggaran yang sesuai dengan RAP, itu tidak ada pemotongan sama sekali. Sesuai dengan RAP yang ada. Soalnya kita kerja bukan main – main, kita sesuai dengan aturan yang berlaku,” kata Siti.

Dia menerangkan, tim perumahan sendiri sudah mensurve ke penerima langsung (rumah yang bersangkutan.

Ternyata kata dia, disitu sudah menjelaskan kalau perolehan dana bedah rumah itu, mulanya tahap 1 dapat 7,5 juta, bukan 5 juta.

“Katanya pihak Kabupaten sendiri bukan berupa uang, dijelaskan dari awal, penerima itu menerimakan setelah itu diterimakan kembali sama tim pelaksana. Sedangkan tahapan yang ke-2, itu dapat lagi 2,5 juta,” imbuh Siti. (imam)

Loading...

baca juga