Surabaya,(DOC) – Transformasi digital menjadi kunci utama agar pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) mampu bersaing di tengah ketatnya kompetisi ekonomi global. Hal itu disampaikan Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Fuad Benardi, dalam kegiatan “Sarasehan Bareng Mas Fuad” bertajuk Penguatan Ekonomi Mikro dalam Persaingan Global, yang digelar di Hotel Gold Vitel Surabaya, Minggu (26/5/2025).
Fuad menekankan bahwa pelaku UMKM perlu berani naik kelas dan keluar dari zona nyaman. Ia mendorong agar pelaku usaha tidak hanya mengandalkan penjualan di pasar tradisional, tapi juga mulai memanfaatkan teknologi digital.
“Kalau dulu cukup jualan di kampung atau pasar, sekarang tidak bisa begitu lagi. UMKM harus masuk ke platform digital supaya produknya punya daya saing lebih tinggi. Pemerintah wajib hadir lewat pelatihan dan penyediaan akses teknologi,” ujar Fuad.
Dosen Universitas Dr. Soetomo sekaligus anggota Tim OPOP Jatim, Dr. Meithiana Indrasari, menyebut pentingnya sinergi lintas sektor untuk memperkuat ekosistem ekonomi mikro. Menurutnya, banyak pelaku UMKM belum tergabung dalam sistem digital karena minim literasi dan fasilitas.
“Kita butuh pelatihan berkelanjutan, inkubasi bisnis, dan integrasi dengan pasar digital nasional. Transformasi ini bukan cuma soal alat, tapi perubahan budaya,” tegas Meithiana.
Siti Aminah, pelaku UMKM peserta program Pahlawan Ekonomi Surabaya, membagikan pengalamannya. Ia mengaku semula gaptek dan takut mencoba digitalisasi. Namun setelah ikut pelatihan, kini produknya di jual lewat WhatsApp hingga ke luar kota.
“Saya dulu takut salah, takut di tipu. Tapi setelah belajar, sekarang pelanggan saya ada yang dari luar pulau. Rasanya usaha saya punya sayap,” katanya.
Para narasumber sepakat bahwa untuk menjawab tantangan global, UMKM perlu di dukung lewat literasi digital, pendampingan jangka panjang, dan kebijakan berpihak. Dengan kolaborasi semua pihak mulai pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan komunitas, maka UMKM Indonesia bisa tumbuh kuat dan berdaya saing.(r7)