D-ONENEWS.COM

Investigasi Komisi A di Dolly dan Moroseneng, Ada Prostitusi Terselebung

Anggota DPRD Kota, Imam Safi’i investigasi prostitusi di eks lokalisasi Dolly dan MorosenengSurabaya,(DOC) – Mencuatnya rumor soal aktivitas prostitusi di gang Dolly buka lagi, membuat

anggota DPRD Kota, Imam Syafi’i melakukan investigasi di 2(dua) eks lokalisasi di Surabaya.

Hasil Investigasi, Ia menemukan adanya praktek prostitusi terselubung di tempat-tempat tersebut.

Imam juga sempat memposting hasil investigasi di media sosialnya yakni Facebook, sejak 3 hari yang lalu.

“Sebetulnya saya tidak sidak. Kalau sidak itu kan kita datang ke lokasi dan memperkenalkan diri. Saya lebih senang menyebutnya investigasi, mengecek adanya kabar itu. Tapi tidak sebagai anggota dewan dan tidak menunjukkan identitas saya. Saya ingin berbaur dengan masyarakat. Ternyata, saya temukan (praktek prostitusi),” ujar Imam pada awak media, Rabu (6/7/2022).

Berawal saat Imam Safi’i melakukan investigasi di eks lokalisasi Moroseneng Surabaya. Ia menemukan adanya 10 wisma yang aktif beropersional melakukan praktek prostitusi terselubung.

“Sebelumnya saya ke Moroseneng dulu yang di daerah Benowo. Waktu itu saya temukan ternyata ada 10 wisma yang dari luar kelihatan tutup karena di gembok. Ternyata di dalamnya ada kehidupan malam. Ada cewek-cewek yang duduk di showroom misalnya, sebanyak 5 sampai 6 rata-rata wisma begitu,” ungkapnya.

Imam menceritakan jika di Moroseneng bermoduskan makelar yang berada di luar wisma untuk menawarkan calon pelanggan yang lewat di salah satu gang di Moroseneng.

“Modusnya mereka itu di luar ada makelar-makelar, yang nawarkan kalau ada orang lewat di situ baik jalan kaki atau naik motor. Dari situ kemudian saya penasaran juga, saya di antar masuk saya lihat di situ ternyata memang ada aktivitas prostitusi di situ. Nah lalu di Moroseneng itu misal tarif 200 ribu. Di situ ada kamar-kamar juga, pokoknya kaya Moroseneng jaman dulu,” terangnya.

Mirisnya lagi, praktek prostitusi terselubung tersebut di lakukan tak jauh dari Posko Satpol PP dan juga bersebelahan dengan rumah padat karya setempat.

“Rumah padat karya kan di bangun itu untuk memberi pekerjaan pada warga sekitar. Rumah padat karya berupa cuci mobil dan motor itu di pinggir jalan besar di Sememi Jaya gang 2. Di belakangnya termasuk di aset-aset pemkot yang itu bekas spa yang di beli Pemkot, kemudian sekarang jadi tempat taman baca, pembudidayaan anggrek seperti itu. Kemudian taman terbuka. Ya itu rumah-rumah di sekitar itu. Ini sesungguhnya sayang juga,” jelas Imam.

Dia juga menjelaskan, praktek prostitusi terselubung juga ada di sekitar Dolly-Jarak Surabaya. Transaksi esek-esek di lakukan secara sembunyi-sembunyi.

“Terus yang di Dolly, kami datang. Rata-rata mereka mulai aktivitas setelah jam 9 malam. Saya juga mendengar, di kafe-kafe Dolly ada beberapa yang menjadi bisnis prostitusi terselubung. Tapi bedanya dengan Moroseneng, ini kan ceweknya ngga ada di tempat. Cuma ada perantara-perantara yang kalau ada orang lewat dekat situ kemudian dia  di tunjukkan kalau butuh cewek. Perantara ini buka handphone dan nunjukin stok foto cwek itu,”

“Kalau kita tertarik kemudian cewek itu di jemput dari kosnya. Kosnya sekitar Dolly situ. Terus kalau cocok kemudian di bawalah ke salah satu cafe. Kebetulan saya cuman datang ke salah satu cafe karena saya kan nggak perlu datangin semua. Mereka juga mainnya di cafe itu ada loteng gitu kafenya. Kalau dolly sekitar 300 ribu,” tutupnya.(ang/r7)

Loading...

baca juga