D-ONENEWS.COM

Jadi Polemik Pemakaman Driver Ojol Perempuan Yang Terkonfirmasi Covid-19

Foto; dr Joni Wahyuhadi Direktur Umum RSUD dr Soetomo

Surabaya,(DOC) – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo, Surabaya melansir hasil pemeriksaan swab polymerase chain reaction (PCR) almarhumah DAW (39) seorang perempuan yang berprofesi sebagai driver Ojek Online (Ojol) dengan status positif Covid-19. Sebelumnya DAW yang meninggal pada Minggu(7/6/2020) merupakan salah satu pasien dalam pantauan (PDP) terkait virus corona.

Diketahuinya status PDP ketika DAW tengah menjalani perawatan di RSUD dr Soetomo usai insiden kecelakaan akibat aksi penjambretan yang dialaminya.

Saat meninggal DAW masih berstatus PDP dan dimakamkan tanpa menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Pihak keluarga dan ratusan Ojol menjemput paksa jenazah DAW dari RSUD dr Soetomo.

Dengan peristiwa ini, sekarang tengah menjadi polemik. “Hasil swab-nya diketahui setelah beliau wafat, positif,” ungkap dr Joni Wahyuhadi, Direktur Umum RSUD dr Soetomo, Surabaya, Rabu(10/6/2020).

Joni mengatakan, DAW mulanya dirujuk ke salah satu rumah (RS) sakit swasta di Surabaya. Di RS itu dokter pun telah melakukan pemeriksaan awal di antaranya rapid test dan CT scan.

“Saat di RS swasta dokternya cukup teliti, dilakukan pemeriksaan yang ketat, yang sesuai prosedur kesehatan yang seharusnya dilakukan,” jelasnya.

Ia menambahkan, berdasarkan hasil rapid test, DAW memang dinyatakan non-reaktif. Namun, dalam hasil CT scan, paru-paru DAW menunjukkan gejala yang khas dengan penderita corona, yakni terdapat bercak putih atau ground glass opacity.  “Didalam CT-scan ada yang disebut dengan ground glass,” tambahnya.

DAW lalu dirujuk ke RSUD dr Soetomo. Selanjutnya, pihak Joni pun melakukan skoring lanjutan terhadap pasien. Ternyata DAW juga mengalami gejala klinis seperti Covid-19, seperti suhu badan panas hingga sesak nafas. Kemudian test swab dilakukan. “Ini kita lihat semuanya, kita nilai. Pasien ini ternyata risiko tinggi untuk menderita coronavirus,” ujarnya.
DAW sebenarnya bakal menjalani operasi akibat kecelakaan. Namun sayangnya, ia meninggal dunia, bahkan sebelum hasil swab PCR-nya keluar.
Jenazah DAW pun dirawat dengan protokol pemulasaraan pasien Covid-19. Hal itu telah sesuai pedoman, untuk mengantisipasi risiko penularan saat proses pemakaman.
Namun, pihak keluarga dan ratusan Ojol rekan pasien, menolaknya. Mereka menilai RS telah salah. Mereka bersikeras meyakini bahwa DAW meninggal bukan dalam keadaan terinfeksi Covid-19, melainkan karena lukanya akibat kecelakaan.

Joni mengatakan massa ojol itu berpatokan pada hasil rapid test DAW yang non-reaktif. Padahal rapid test belum sepenuhnya benar. Diperlukan langkah pemeriksaan lanjutan seperti CT scan dan swab test PCR.

“Pemulasaraan tentu mengikuti kaidah pasien yang menderita Covid-19. Terus rekan-rekannya bilang rapid negatif, gak percaya kalau Covid-19. Jadi meski rapid negatif, bisa menderita Covid-19. Justru yang rapid negatif itu yang harus kita waspadai karena dia belum terbentuk antibodi. Hasil swabnya diketahui setelah beliau wafat, positif,” tandasnya.

Pemakaman Dihadiri Ratusan Driver Ojol Rekan DAW

Sebelum keluar hasil test swab, ratusan driver Ojol nekat memakamkan rekannya DAW yang sudah berstatus PDP. Driver Ojol perempuan itu meninggal saat mendapat perawatan di RSUD dr Soetomo, akibat kecelakaan karena menjadi korban penjambretan.

Dijelaskan Suroso, salah satu driver Ojol rekan DAW, kejadian bermula saat rekannya mengantarkan order makanan untuk pelanggannya di kawasan Jalan Darmo Harapan, Sukomanunggal Surabaya, beberapa waktu lalu.

Usai menjadi korban penjambretan, DAW sempat tak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Tak lama kemudian, rekannya dirujuk ke RSUD dr. Soetomo.
Beberapa hari menjalani perawatan di RSUD dr. Soetomo, kondisi DAW makin memburuk, sampai meninggal dunia pada Minggu(7/6/2020) pukul 14.30 WIB siang.
Ia juga menjelaskan bahwa pemakaman DAW sempat terkendala, lantaran pihak RSUD dr Soetomo menetapkan DAW sebagai PDP. Sehingga pemakamannya diwajibkan menggunakan protokol kesehatan Covid-19.
Kala itu, ratusan driver Ojol mendatangi RSUD dr Soetomo. Mereka mengklaim diagnosis RS yang menyatakan DAW sebagai PDP corona adalah hal yang salah. Pihaknya pun meminta agar jenazah DAW segera dikebumikan, dengan menggunakan tata cara pemakaman normal.
Kini, jenazah DAW pun telah dimakamkan di belakang rumahnya sendiri di bilangan Dukuh Kupang Barat, Surabaya. Dengan tata cara normal tanpa menerapkan protokol Covid-19.(div/cnn)

Loading...

baca juga