D-ONENEWS.COM

NasDem Surabaya Rombak Struktur Kepengurusan, Mantan Pengurus Hanura Tempati Posisi Strategis

Surabaya, (DOC) – DPD Partai NasDem Kota Surabaya di bawah kepemimpinan Robert Simangunsong melakukan gerakan restorasi dengan merombak struktur kepengurusan dalam rangka persiapan Pemilu 2024.

Sebenarnya SK restrukturisasi pengurus nomor 91-Kpts/DPP-NasDem/VII/2021 tersebut keluar akhir Juli 2021. Mungkin karena DPP dan DPW banyak pertimbangan-pertimbangan, akhirnya SK tersebut baru diserahkan ke DPD pada 23 September 2021. SK tersebut ditandatangani Sekjen DPP Partai NasDem, Johnny Gerard Plate, 30 Juli 2021.

Dari total 35 pengurus DPD NasDem Surabaya periode 2021-2024, 10 di antaranya adalah wajah-wajah baru yang merupakan mantan -mantan kader partai lain yang bergabung ke Partai NasDem. Seperti Gunawan, Wendik Arifiyanto, Puji Kurniawati Andansari (PSI), Anugrah Ariyadi (PDI-P), Dedy Setio (Partai Hanura) dan lain-lain.

Menariknya, posisi paling vital dan strategis justru ditempati orang-orang yang notabene bukan asli kader Partai NasDem, melainkan mantan pengurus Partai Hanura. Yakni Sekretaris diisi Dedy Setio, sedangkan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) dijabat Onny Philipus.

Sementara dua kader Partai NasDem, Hari Santosa dan Imam Syafi’i yang sebelumnya menempati posisi tersebut, kini harus terpental. Hari direposisi menjadi Ketua Dewan Pakar, sementara Imam Syafi’i yang mantan jurnalis menempati pos barunya sebagai Wakil Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik.

Tugas dan tanggung jawab pengurus baru hasil restrukturisasi tersebut, ke depannya cukup berat. Selain harus meningkatkan perolehan suara dan memenangkan Partai NasDem di Surabaya pada Pemilu 2024, mereka juga ditarget bisa meningkatkan perolehan kursi di DPRD Kota Surabaya dari 3 kursi menjadi 10 kursi.

Apa yakin pengurus baru tersebut bisa mewujudkan itu? Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan H. Fatchul Muid ketika dikonfirmasi menegaskan, jika pihaknya sangat optimistis.

“Kami sangat yakin dengan potensi pengurus baru ini. Kami akan menggunakan semaksimal mungkin untuk memenuhi target tersebut,” ujar dia, Selasa (5/10/2021).

Soal masih adanya riak-riak kecil dari DPC-DPC yang melontarkan mosi tak percaya terhadap Ketua DPD Partai NasDem Kota Surabaya, Robert Simangunsong yang dinilai tidak transparan dalam penggunaan dana banpol dari Pemkot Surabaya, Muid menegaskan jika mereka semua (DPC-DPC) bukan pengurus lagi, sehingga tak bisa lagi mengatasnamakan DPC.

“Yang ada sekarang ini solid dan berkonsentrasi kerja-kerja kemasyarakatan,”ungkap dia.

Diakui Muid, DPC-DPC yang lama terpaksa diganti karena tidak bisa bekerja sama dalam program-program kepartaian. “DPC yang baru sudah resmi per 22 September 2021,” imbuh dia.

Terkait banyaknya mantan pengurus partai lain yang notabene bukan kader asli, yang kini menempati posisi strategis, Muid menyatakan tidak masalah. “Lantaran kerja-kerja kami adalah kolektif kolegial,” tandas dia.

Sementara Imam Syafi’i ketika dikonfirmasi seputar dirinya yang direposisi ke pos baru, tak mengelak. ” Iya mas, sekarang saya di posisi Wakil Ketua Bidang Media dan Komunikasi,” ujar dia.

Ditanya soal alasan dirinya direposisi, anggota Komisi A DPRD Surabaya ini enggan menjawab.

Hari Santosa juga tak banyak bicara seputar jabatan baru yang disandangnya. “Ya, intinya ada penyegaran pengurus di DPD dan DPC,” jelas Hari singkat.

Mantan Ketua DPD Partai NasDem Surabaya, Sudarsono Rahman ketika dikonfirmasi terkait restrukturisasi di tubuh DPD Partai NasDem Surabaya yang menempatkan sejumlah mantan pengurus parpol lain di posisi strategis menyatakan, melihat model kepengurusan baru ini, serta hubungan yang kurang harmonis dengan DPC-DPC sebelumnya, rasanya berat bagi partai yang didirikan Surya Paloh ini untuk memenangkan Pemilu 2024 di Surabaya. Apalagi memenuhi target 10 kursi di DPRD Kota Surabaya.

“Bisa bertahan dengan tiga kursi saja cukup berat. Apalagi kalau dapilnya dimekarkan atau dipecah. Bahkan, tak menutup kemungkinan.malah tidak dapat kursi,” ungkap dia.

Cak Dar, panggilan Sudarsono Rahman, amat menyayangkan Hari Santosa “dibuang” menjadi Ketua Dewan Pakar. “Dia ini orang lama, tidak banyak polah dan bisa membawa kursi di dapil 5. Karena itu, saya sangat heran mendengar berita ini, ” “pungkas dia. (dhi)

Loading...

baca juga